“Jika Bandung Techno Park mampu melirik potensi kreator lokal, maka aktivasinya cukup besar. Hampir semua jenis bisnis membutuhkan perangkat TIK,”

“Pergerakan TIK menyebabkan capital expenditure kita mencapai 40-60 trilyun tahun lalu. Sayangnya, belum termanfaatkan dengan baik. Maka selayaknya menjadi kesempatan bagi kita,” papar Budi.
Ia mengungkapkan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pemerintah mulai melirik pada potensi dunia akademik. Pun, ia meyakini BTP bisa menjadi andalan yang berupa sektor grup yang dapat menghasilkan produk. Ia meyakini, masih banyak inovasi yang bisa digali dan meramaikan industri kreatif TIK.
BTP memang proyek strategis. Pasalnya, persediaan sumber daya terkonsentrasi di satu tempat, yakni ditengah konsentrasi lingkup akademik. Sehingga dipastikan BTP dapat beroperasi lancar. Menurut Budi, modal utama BTP yakni sumber daya manusia (SDM).
“Pada dasarnya industri TIK membutuhkan tenaga ahli yang mampu menciptakan hardware dan software. Sumber daya yang terkonsentrasi hanya mampu dilakukan di dekat pusat-pusat perguruan tinggi dan pabrik. Keduanya telah memiliki teknologi canggih,” jelas Budi.
Keunikan TIK yakni tidak mengutamakan sumber daya alam. Industri TIK lebih mengutamakan sumber daya kreativitas dan kerja otak. Ini jelas beda dengan jenis industri lainnya. Jika industri TIK ingin maju maka infrastrukturnya IT harus ditingkatkan. Untuk peningkatan infrastruktur tentunya membutuhkan investasi. Jelas Budi, sementara ini dana milik pemerintah diinvestasikan untuk pengembangan industri kecil dan menengah. Pemerintah pun tengah mengembangkan jaringan untuk kegiatan riset.
“Optimis, BTP harus menjadi pusat aktivitas yang berkualitas guna meramaikan industri TIK,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar