Jumat, 04 Maret 2011
Saat Perusahaan Besar Banjir Pelamar
Siapa yang tidak tergiur bekerja di perusahaan besar. Selain penghasilan terjamin, perusahaan besar juga menawarkan karir yang lebih pasti. Alhasil, perusahaan besar kerap di banjiri pelamar kerja. Di Telkom saja, lamaran kerja di meja HRD mencapai puluhan ribu. Pun, hal itu dialami juga oleh Bank Indonesia.
“Bank Indonesia (BI) pernah menerima 58 ribu lamaran. Padahal BI hanya membutuhkan 50 pegawai untuk posisi manajer. Kebanyakan pelamar memang berasal dari pulau Jawa,” ungkap Deputi Bank Indonesia Wilayah Area Bandung, Nita Yoshita pada Seminar Karir “Membuka Tabir Perusahaan Besar dalam Menerima Pegawai”, yang diselenggarakan CDC Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), Kamis (3/3).
Di BI, jelasnya, pegawainya disekolahkan lagi hingga ke jenjang S2 dan S3. Itu salah satu alasan mengapa BI kerap dibanjiri pelamar. Dalam memilih pegawai, BI membedakan jender. Namun ada batasan umur. Misalnya maksimal pelamar berusia 26 tahun. Nita juga menyampaikan, kalau BI membutuhkan pegawai dengan minimal pendidikan S1.
Selaras dengan Telkom, setelah sahamnya go public Telkom sudah tidak menerima lagi lulusan D3. Bahkan saat ini Telkom memberi kesempatan bagi pegawainya yang bukan S1 untuk pensiun dini. Hal itu merupakan dampak dari pesatnya perkembangan teknologi.
Kondisi ini tentu menuai pertanyaan dikalangan mahasiswa program studi D3. Menanggapi kekhawatiran mahasiswa D3, SM HR Area III Telkom, Yanti Iswari mengatakan,
“Jangan khawatir. Telkom memiliki banyak anak perusahaan yang masih membutuhkan tenaga kerja lulusan D3. Pada saat wawancara, lulusan dari IT Telkom diakui penuh percaya diri karena kelebihannya memahami bisnis telekomunikasi,”
Menurut kesaksiannya, status pegawai outsourching dan peserta Coop di Telkom memang tidak menjamin untuk diangkat menjadi karyawan tetap di Telkom. Namun, biasanya mereka lebih diprioritaskan karena dianggap sudah mengerti dengan apa yang dikerjakannya.
Telkom merupaakan BUMN besar yang tengah go public. Dan BI, adalah bank sentral milik pemerintah yang bertugas memelihara kestabilan nilai rupiah. Keduanya merupakan organisasi besar yang terus berkembang. Namun hal itu bukan berarti segalanya dari sebuah kesuksesan.
“Dimanapun seseorang berkarir yang penting adalah ‘menikmati’ pekerjaan. Insya Allah, pasti bisa meraih kesuksesan,” pungkas Yanti.
Pembicara-Pembicara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar