Rabu, 28 Juli 2010

Pegawai Lembaga Sandi Negara Ikuti Seminar WiMax


Lembaga Sandi Negara mengikuti kegiatan pelatihan WiMax di Learning Center kampus Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), Senin-Jumat (26-30/7). Pelatihan WiMax secara resmi dibuka oleh Direktur Bandung Techno Park, Ir.Jangkung Raharjo,MT. Pelatihan bertujuan untuk memberikan pencerahan kepada pegawai Lembaga Sandi Negara tentang perkembangan teknologi baru, terutama teknologi WiMax.


Pelatihan membahas Wireless Communication, WiMax Broadband Access, WiMax Network Architecture, Radio Interface, Security Aspect, Lawful Interception, WiMax Network Deployment, Fixed and Mobile WiMax System, The Regulation of WiMax, WiMax Effect on Broadband Network, The Application, service and Market of WiMax, Basic Wireless Transmisi WiMax, Antena dan Propagation WiMax.

Menurut Ketua Panitia Pelatihan WiMax, Iwan Iwut Tritoasmoro, ST. MT, peserta pelatihan adalah pegawai yang telah lama mengabdi kepada Lembaga Sandi Negara. Kendati hanya sebagian saja, Iwan berharap peserta pelatihan WiMax saat ini dapat menularkan ilmunya kepada pegawai lain di Lembaga Sandi Negara.

Selasa, 27 Juli 2010

ASEM Ulas Peluang Menantang

23 pakar ICT (Information Communication Technology) dari 19 negara Asia dan Eropa berkumpul di Golden Flower Bandung, Selasa-Rabu (20-21/7). Para pakar tersebut mengulas isu-isu global seputar ICT dan peluang menantang dalam Asia-Eropa Forum (ASEM) on Strengthening Cooperation in ICT Research and Development yang diselenggarakan disana. Mereka berasal dari Austria, Perancis, Belanda, Polandia, Cesna, Vietnam, Jepang, Korea, Cina, Malaysia, Kamboja, Laos dan Indonesia.


Dari forum tersebut berhembus kabar, sedikitnya 50 bilion Euro dana yang bisa dikerjasamakan antara Indonesia dan Eropa. Hal itu dibenarkan Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Departemen Komunikasi dan Infoematika RI sekaligus Ketua Panitia ASEM, Sarwoto.

“Terdapat dana sejumlah 50 bilion euro untuk kerjasama antara Indonesia dan Eropa. Ini peluang yang bisa dimanfaatkan oleh institusi pendidikan dan pemerintah Indonesia,” ungkapnya.

Menurut kesaksian Sarwoto, pakar ICT dari Korea juga menginformasikan bahwa negara Korea juga membuka beberapa peluang kerjasama. Sekarang tinggal bagaimana pemerintah bisa menyikapinya.

“Berarti, kita harus mampu membuat proposal-proposal kerjasama antara Indonesia dengan bangsa lain, serta mampu membangun jalinan komunikasi yang baik di antaranya,” kata Sarwoto.

Saat ini ASEM lebih menitik beratkan pada topik pemanfaatan internet dan pengembangan riset di dalamnya. ASEM diharapkan dapat memberikan masukan-masukan pada pemerintah masing-masing negara, termasuk Indonesia, tentang pentingnya ICT untuk komunitas global. Sehingga pemerintah disarankan agar dapat membawa kerjasama ICT dengan Departemen Luar Negeri.

“Peluang-peluang menantang yang ditawarkan dalam forum ASEM harus bisa member inspirasi pada semua komunitas ICT Indonesia untuk menindak lanjuti peluang tersebut,” kata Sarwoto.

Ia juga menyarankan agar Institut Teknologi Telkom dapat memulai pendekatan-pendekatan menuju kerjasama yang lebih kongkrit, yakni untuk riset bersama.

Campur Tangan TIK dalam Kolaborasi PT



Arus globalisasi memaksa perguruan tinggi (PT) untuk berkolaborasi. Selama ini PT menjadi tulang punggung pengembangan SDM. Sehingga dikotomi PTN atau PTS, atau perbedaan PT besar dan kecil, tidak lagi menjadi penghalang bagi PT untuk sama-sama saling bantu dan saling bina. Suasana kolaborasi efektif dapat memanfaatkan teknologi baru berbasis komputer, untuk saling berbagi informasi antar PT.


Campur tangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) tersebut diuraikan Rektor Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), Ir Ahmad Tri Hanuranto, MT, pada Seminar dan Muswil ke -2 APTIKOM Wilayah 4 di Auditorium Miracle UNIKOM, Rabu (21/7). Ia menyebutnya, collaborative learning atau pembelajaran kolaboratif salah satunya diwujudkan dengan e-learning.

“e-learning adalah proses pembelajaran yang memanfaatkan TIK secara sistematis dengan mengintegrasikan semua komponen pembelajaran, termasuk interaksi pembelajaran lintas ruang dan waktu , dengan kualitas yang terjamin,” kata Ahmad.
Jelasnya, e-learning dapat mendukung pembelajaran kolaboratif bagi PT. Perencanaan pembelajaran berbasis e-learning meliputi komponen meteri pembelajaran, sistem penyampaian serta interaksi kesesuaian konten yang mampu mendukung optimalisasi proses belajar.

Di IT Telkom, e-learning di beri nama Digital Collaborative Learning Environment. Fungsinya sebagai sistem belajar pendukung dan tidak menggantikan sistem belajar di kelas. Siapapun bisa mengaksesnya di http://elearning.ittelkom.ac.id/.
“IT Telkom menargetkan 20% materi dari satu mata kuliah akan menggunakan e-learning. Ada 8 mata kuliah yang di uji cobakan menggunakan e-learning, yakni Fisika 1 dan 2, Kalkulus 1 dan 2, Probabilitas dan Statistika, Organisasi dan Arsitektur Komputer, Pemodelan dan Simulasi , serta Rangkaian Listrik,” ungkap Ahmad.

Ahmad menilai, pembelajaran kolaboratif dapat membangun kerjasama sinergi PT. Hal itu berdampak pada peningkatan efisiensi sumberdaya untuk pembelajaran dan riset. Sehingga memperkuat peranan PT sebagai perekat persatuan negara yang membangun kapasitas bersama untuk meningkatkan daya saing bangsa.

Seminar yang bertajuk “Pembelajaran Kolaboratif dan Standardisasi Pembelajaran sebagai Media Peningkatan Mutu serta Daya Saing Perguruan tinggi Informatika Wilayah IV Jawa Barat dan Banten” itu dihadiri kalangan pemerintah, perguruan tinggi anggota APTIKOM dan praktisi industri TIK. Tampak hadir dan memberikan sambutan Sekjen Aptikom Pusat Dr. Zainal Hasibuan, Ketua APTIKOM Wilayah 4 Prof. Iping Supriana Suwardi, Ir. DEA. Dr. Ing, pakar IT Dr. Bambang Hariyanto, Rektor UNIKOM Dr. Eddy Soeryanto Soegoto, dan Kepala Diskominfo Provinsi Jawa Barat Dr. Dudi Sudrajat, MT.

Jumat, 16 Juli 2010

Teknik Informatika Universitas Surabaya Kunjungi IT Telkom

Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Surabaya mengunjungi kampus Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), Jumat (16/7). Sejumlah 48 mahasiswa beserta dosen pendamping, Lisana, Melisa, Richard, dan Andre disambut hangat oleh Kepala Bagian Sekretariat Institusi (Ka. BSI) IT Telkom, Drs. Lilik Leksono di Multimedia Room Learning Center IT Telkom.

Bagi Lisana, kedatangannya ke IT Telkom bukan untuk yang pertamakalinya. Ia pernah mendampingi mahasiswanya mengikuti geMasTIK yang diselenggarakan di IT Telkom tahun lalu. Ihwal kunjungan saat itu, Lisana berharap ada hubungan kerjasama yang berkelanjutan dengan IT Telkom.


Acara penyambutan di Multimedia Room diakhiri dengan penyerahan cendera mata dari IT Telkom yang diserahkan langsung oleh Lilik kepada Lisana. Acara kunjungan dilanjutkan ke Fakultas Informatika IT Telkom. Di sana mereka disambut oleh Ketua Program D3 Teknik Informatika, Retno Novi Dawayati SSi.,MT.

Kamis, 15 Juli 2010

IT Telkom Menjelang Kedatangan Mahasiswa Baru

Kedatangan mahasiswa baru angkatan 2010 Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) baru berlangsung bulan Agustus mendatang. Berbagai persiapan pun mulai digelar. Termasuk serangkaian acara yang bertujuan untuk mendekatkan mahasiswa baru dengan kampusnya. Untuk itu, IT Telkom memiliki program yang berlangsung setiap tahun menjelang kedatangan mahasiswa baru, yakni PDKT (Pengenalan Dunia Kampus Telekomunikasi).


“PDKT memperkenalkan mahasiswa dengan segala hal yang berkaitan dengan kepentingannya di kampus. Mulai dari pengenalan terhadap layanan dan fasilitas kampus, kegiatan kemahasiswaan, program studi, bimbingan layanan karir, transkrip akademik kemahasiswaan dan informasi kampus lainnya,” papar Kepala Bagian Kemahasiswaan IT Telkom, Dra Endang Budiasih, MT, Rabu (14/7). Tentu akan banyak urusan terkait kepentingan mahasiswa saat kuliah di IT Telkom. Endang memandang PDKT penting diikuti mahasiswa baru. Sehingga nantinya mahasiswa tahu kemana ia akan menyelesaikan urusannya.

Untuk mengevaluasi performansi kemampuan akademik mahasiswa baru, IT Telkom juga menggelar pre test. Kata Endang, informasi yang diperoleh dari hasil pre test tersebut akan ditindaklanjuti bersamaan dengan pemantauan indeks prestasi mahasiswa.

Sebelum mengikuti PDKT, mahasiswa baru wajib mengikuti acara pra PDKT. Acara tersebut mengutamakan kegiatan bakti sosial. Diungkapkan Endang, bakti sosial bertujuan untuk membina silaturahmi dengan masyarakat di sekitar lokasi kampus IT Telkom. Diharapkan, kegiatan sosialisasi tersebut dapat memupuk sikap santun di kalangan mahasiswa baru.

8 PT di Jabar Ikuti Pimnas 2010

Delapan perguruan tinggi di Jawa Barat akhirnya berhasil meloloskan mahasiswanya mengikuti ajang tahunan Pekan Ilmiah Mahasiswa (Pimnas) 2010. Kedelapan perguruan tinggi itu adalah Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), Universitas Padjadjaran , Institut Teknologi Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia , Politeknik Negeri Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Pasundan, dan Universitas Komputer Indonesia.


Tim INBOX 68 akan mewakili IT Telkom di Pimnas ke-23 yang akan berlangsung di Universitas Mahasaraswati Denpasar nanti.Pimnas 2010 mengusung tema “Kreativitas untuk Membangun Kemandirian Bangsa”. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK), INBOX 68 mengajukan proposal yang berjudul “Incoming Batik on Xam-pus”. “Incoming Batik on Xam-pus” adalah kegiatan wirausaha mahasiswa dalam memproduksi sekaligus memasarkan produk Batik.

Shaufiah Abdullah, ST.,MT, dosen sekaligus Pembina INBOX 68 mengungkapkan alasan ihwal tema Batik tersebut, Kamis (15/7),

“Tujuannya, untuk pelestarian Batik di lingkungan kampus. Disini, mahasiswa melakukan desain terhadap beberapa produk batik. Tak hanya pakaian, mahasiswa juga menggunakan kain batik sebagai bahan dasar pembuatan produk payung, tas, binder serta keperluan mahasiswa lainnya. Pastinya dengan harga sesuai dengan kocek mahasiswa,”

Menurut kesaksian Shaufiah, wirausaha “Incoming Batik on Xam-pus” sudah berlangsung sejak April lalu. Selain di kampus IT Telkom, tim INBOX 68 pun mulai memperluas jaringan pemasarannya di kampus lain seperti ITB, UNS dan Unair.

Selasa, 13 Juli 2010

A.T. Hanuranto, “Warga IT Telkom Harus Sadar Visi”

"Kesadaran visi ini harus tertanam dalam diri mahasiswa, dosen, staf serta pimpinan,” (Ahmad Tri Hanuranto).


Persaingan di dunia pendidikan sudah tidak bisa dipungkiri. Kondisi lingkungan senantiasa berubah silih berganti. Tantangan global pasti datang cepat atau lambat. Pada gilirannya, Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) akan menghadapinya. Rektor IT Telkom, Ir.Ahmad Tri Hanuranto, MT, yakin, IT Telkom dapat menghadapi tantangan itu jika warganya ‘sadar visi’. Ada tiga visi perguruan tinggi, yaitu pengembangan pendidikan dan pengajaran, penelitian dalam rangka pengembangan kebudayaan, dan pengabdian kepada masyarakat.


“Sadar visi yakni kesadaran atas visi institusi. Kesadaran visi ini harus tertanam dalam diri mahasiswa, dosen, staf serta pimpinan,” kata AT.

Alasannya, kepercayaan masyarakat patut diutamakan di tengah menghadapi persaingan global. Kepercayaan masyarakat terhadap IT Telkom sudah baik, tinggal bagaimana IT Telkom dapat mempertahankannya. Kepercayaan bisa dibangun dengan kesadaran visi . AT yakin, jika warga IT Telkom menyadari visi institusi maka kesadaran itu akan meminimalisir kultur negatif dan memaksimalkan kultur positif di dalamnya.

Salah satu langkah yang ditempuh AT untuk memaksimalkan kultur positif adalah kebijakannya untuk merampingkan organisasi IT Telkom. Tujuannya, untuk mempermudah birokrasi di dalam institusi. Dengan kebijakannya pula, ia bermaksud mengembalikan dosen ke fakultas secara bertahap guna memaksimalkan potensi fakultas. Inilah cara AT untuk mewujudkan visi perguruan tinggi.Tak terelakan, tantangan perguruan tinggi pun datang dari tuntutan mahasiswa.

“Beberapa upaya peningkatan infrastruktur sedang berjalan, terutama fasilitas yang berhubungan langsung dengan mahasiswa. Diantaranya penambahan ruang kelas dengan mengefektifkan ruangan, pengadaan laboratorium serta perluasan lahan parkir, “ jelas AT.

Kesadaran visi berhubungan erat dengan tingkat kematangan organisasi dan sumber daya manusianya. Kematangan organisasi bukan tanpa persoalan.

“Kesejahteraan pegawai serta perbaikan kultur kerja tetap membutuhkan solusi yang cemerlang,” ujarnya.

Bagaimanapun IT Telkom berada di tengah tantangan internal dan eksternal. Paradigma pendidikan harus menjadi landasan utama dalam mewujudkan kinerjanya. Tentunya melalui melalui kesadaran visi yang tumbuh di benak warga IT Telkom.

Senin, 12 Juli 2010

Strategi Pendidikan Bidik Wirausaha


Program Mahasiswa Wirausaha(PMW) atau Student Entrepreneur Programe yang diselenggarakan oleh Direktorat Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) itu telah memasuki tahun kedua. Saat strategi pendidikan mulai membidik kegiatan wirausaha di kalangan mahasiswa, PMW pun mendapat sambutan hangat dari kalangan perguruan tinggi, termasuk Institut Teknologi Telkom (IT Telkom).


“Tentunya, kami ingin mengetahui sejauh mana komitmen IT Telkom terhadap Program Mahasiswa Wirausaha. Serta sejauh mana program ini terlaksana di kalangan mahasiswa. Selebihnya, ingin mengetahui kebijakan-kebijakan dan strategi institusi untuk keberlanjutan program ini,” papar salah satu reviewer DIKTI , Hamid Tharhan, usai melakukan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap IT Telkom, Rabu (30/6)

Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) menjembatani mahasiswa dalam memasuki dunia bisnis rill melalui fasilitasi start-up bussines. Program Mahasiswa Wirausaha, sebagai bagian dari strategi pendidikan di Perguruan Tinggi, dimaksudkan untuk memfasilitasi para mahasiswa yang mempunyai minat dan bakat kewirausahaan untuk memulai berwirausaha dengan basis ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang sedang dipelajarinya.

IT Telkom memiliki skema program untuk mendukung wirausaha di kalangan mahasiswa, di antaranya mencakup kegiatan sosialisasi kewirausahaan, kegiatan pendampingan, dan program-program pelatihan. Upayanya pun berbuahkan hasil yang ditandai dengan munculnya wirausahawan-wirausahawan muda di kalangan mahasiswa dan alumni IT Telkom.
Kewirausahaan memang memberikan angin segar bagi dunia pendidikan. Selain menjanjikan kesuksesan, wirausaha juga mempunyai alasan kuat untuk memberi solusi yang mengarah pada perekonomian mandiri. Hamid Tharhan mengungkapkan,

“Animo mahasiswa terhadap entrepreneurship terbilang sangat tinggi. Tampak dari besarnya jumlah business plan yang dibuat oleh mahasiswa. Tentu hal ini menjadi pertimbangan bagi DIKTI bagaimana menyikapinya kedepan,”

Melalui monev, kata Hamid, DIKTI memperoleh data-data untuk bahan pertimbangan. Dengan tujuan untuk mewujudkan keadilan yang rasional dan proporsional. Dalam prosesnya, hasil monev akan dikompilasi berupa laporan. Kemuadian laporan tersebut nantinya akan menjadi dasar untuk mengambil kebijakan tertentu.

Jumat, 09 Juli 2010

Selanjutya, LIFE Akan Dipresentasikan di Departemen Kesehatan

Anggunmeka Luhur Prasasti (Teknik Telekomunikasi 2008), Kania Audrint (Informatika 2006), Widya Fira Desgita (Informatika 2007), Yudha Antawiryawan (Informatika 2007) tak bisa menyembunyikan kegembiraannya saat nama tim mereka, Candradimuka, dinyatakan sebagai peraih ketiga Interoperability Award, Kamis (8/7). Rasanya belum cukup memboyong proyek LIFE ke kompetisi Imagine Cup di Warszawa Polandia. Mereka pun berencana membawanya ke hadapan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Kabar itu diamini oleh Dodi Qori Utama, mentor proyek LIFE sekaligus dosen Institut Teknologi Telkom (IT Telkom). Kendati tidak ikut ke Polandia, Dodi memiliki peranan besar dalam proyek LIFE.

“Sepulang teman-teman dari Polandia, rencananya kami akan mempresentasikan di proyek LIFE di Departemen Kesehatan,” kata Dodi.



Pasalnya, proyek LIFE menyoroti penanganan masalah malnutrisi di Indonesia. Selama ini proses penanganan masalah malnutrisi masih dilakukan secara manual. Alhasil mal nutrisi tidak bisa ditangani dengan segera. Dengan LIFE, petugas kesehatan bisa langsung meng-update jumlah penderita gizi buruk dari lapangan. Dengan segera informasi dapat diketahui mana daerah kritis gizi buruk yang perlu segera mendapat bantuan. Candradimuka mengerjakan proyek LIFE sejak Februari lalu.

Tak Hanya Tropi Internasional, Candradimuka Kantongi US$ 3000


Keberhasilan tim Candradimuka meraih Interoperability Award spontan membuat kampus Institut Teknologi Telkom bangga. Tak hanya tropi, mereka juga berhak mendapatkan hadiah sejumlah uang sebesar US$ 3000.

Pada pelepasan keberangkatan tim Candradimuka sebelumnya, Kamis (1/7), Rektor IT Telkom Ir. Ahmad Tri Hanuranto, MT mengungkapkan perasaan bangganya atas prestasi Tim Candradimuka yang telah berhasil mewakili Indonesia pada kompetisi Imagine Cup 2010 di Polandia.

“Saya tidak menargetkan tim harus menang. IT Telkom menjadi wakil Indonesia saja sudah merupakan prestasi membanggakan,”ungkap Ahmad

Bagi Ahmad, Imagine Cup 2010 di Polandia adalah kesempatan langka. Karena di Polandia tim akan bertanding dengan mahasiswa-mahasiswa dari negara lain.

Wow, Candradimuka IT Telkom Raih Interoperability Award Imagine Cup 2010


Setelah berjuang keras menjadi wakil Indonesia yang tetap bertahan di Imagine Cup 2010, akhirnya tim Candradimuka Institut Teknologi Telkom berhasil meraih Interoperability Award dan membawa pulang tropi internasional. Candradimuka menduduki posisi ketiga. Sedangkan posisi pertama dan kedua diraih oleh tim Xormis (Jamaica) dan Uptiva Dreams IT (Brazil). Keputusan juri disiarkan secara langsung melalui http://www.imaginecup.com , Kamis (8/7), pukul 9 pagi waktu Polandia.


Interoperability Award bertujuan untuk memperkenalkan software Microsoft. Kompetisi menantang pesertanya untuk menggabungkan satu teknologi dengan lainnya sehingga dapat membuat koneksi antar orang, data dan sistem , kemudian menjadi inovasi baru. Disinilah kemampuan akan teruji dalam membangun jembatan teknis dan menggabungkan beberaapa teknologi dari vendor yang berbeda. Baik perangkat lunak bebas maupun open source.

Dalam inovasinya, tim Candradimuka memberikan solusi terhadap penanganan gizi buruk yang dinamakan LIFE. Proyek LIFE berbasis website. LIFE memuat peta online yang dapat diakses. Dalam peta tersebut terdapat beberapa gambar balon yang menunjukan presentase jumlah pengidap gizi buruk di daerah tertentu. Data tersebut diperoleh dari laporan petugas kesehatan melalui layanan SMS. Sehingga proses pengumpulan data pengidap gizi buruk lebih cepat dan bisa secepatnya ditangani.

Senin, 05 Juli 2010

IT Tekom Luncurkan ESAP

Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) luncurkan English Self Access Programe (ESAP). Peluncuran dilaksanakan di Multimedia Room Learning Center IT Telkom, Senin (5/7). Program ESAP merupakan program IT Telkom dalam mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris di kalangan mahasiswa. Dus Infrastruktur yang mendukung jalannya ESAP yakni English Call Center (ECC) dan English Public Speaking Zone (EPSZ).


Fasilitas ECC membantu mahasiswa dalam belajar berbahasa Inggris. Uniknya, pembelajaran tersebut dilakukan melalui telepon. ESAP menyediakan 30 telepon. Telepon-telepon itu disebarkan di setiap penjuru kampus IT Telkom. Telepon nantinya digunakan untuk menghubungi ECC yang berlokasi di LC 201. Melalui telepon mahasiswa dapat lebih leluasa dan percaya diri belajar bahasa Inggris kapan pun. Ada enam line yang bisa digunakan mahasiswa, yakni Pronounciation and Vocabulary, Grammar and Usage, Daily Conversation , Roleplay, Short Talk, dan In Depth Conversation.

Fasilitas EPSZ mengasah kemampuan berbahasa Inggris di hadapan publik. Seperti halnya membawakan acara, atau menjadi moderator pada seminar dan workshop. Di EPSZ mahasiswa berlatih presentasi dengan menggunaakan bahasa Inggris, menangkap pemahaman percakapan bahasa Inggris, dan bercerita dalam berbahasa Inggris. Uniknya, di ruangan EPSZ disediakan kamera yang memungkinkan mahasiswa merekam dirinya saat berbicara dalam bahasa Inggris.

Jumat, 02 Juli 2010

Tim Candradimuka Terbang ke Polandia Mewakili Indonesia


Hari ini, Jumat (2/7), Tim Candradimuka terbang ke Polandia untuk mewakili Indonesia di ajang kompetisi internasional, Imagine Cup 2010. Rektor Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), Ir. Ahmad Tri Hanuranto, MT menyampaikan apresiasinya pada acara pelepasan keberangkatan Tim Candradimuka pada Kamis sore (1/7). Tak lupa ia menyerahkan bendara IT Telkom dan bendera kebangsaan Indonesia Merah Putih kepada tim secara simbolis.


“ Kampus IT Telkom merasa bangga atas prestasi Tim Candradimuka yang telah berhasil mewakili Indonesia pada kompetisi Imagine Cup 2010 di Polandia,” kata Ahmad kepada tim Candradimuka pada pertemuan itu.

Namun Ahmad mengaku, ia tidak menargetkan tim harus menang. Karena keberangkatan tim mewakili Indonesia sudah merupakan prestasi yang membanggakan.

“Ini adalah kesempatan langka. Karena di Polandia tim akan bertanding dengan mahasiswa-mahasiswa dari negara lain,” kaata Ahmad.

Kepada tim Candradimuka ia menyerukan, sebagai wakil dari Indonesia harus menjaga nama baik bangsa dengan menjaga etika. Pun, Polandia memiliki iklim dan cuaca berbeda dengan taanah air. Ahmad menghimbau agar tim dapat menjaga kesehatannya dengan baik .

Bagi tim Candradimuka, dukungan IT Telkom terhadap dirinya cukup istimewa.

“Kami senang karena mendapatkan dukungan penuh dari pihak kampus,” ungkap anggota tim, Yudha Artawiryawan (IF 2007) di akhir prosesi pelepasan keberangkatannya.

Kamis, 01 Juli 2010

Ary Ginanjar Agustian: ESQ Untuk Komitmen Spiritual

“Feel the experience and get a meaningful life,” kalimat itu acap kali didengar pada setiap training Emotional Spiritual Quotient (ESQ). Tak dipungkiri, ESQ memang fenomenal karena dianggap mampu mengubah kehidupan seseorang.


Juni lalu, Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) dan ESQ Leadership Center sepakat melakukan kerjasama. Kesepakatan itu ditandai dengan penandatanganan MoU di Menara 165, Cilandak Jakarta Selatan. Bagi penemu ESQ, Ary Ginanjar Agustian, institusi pendidikan merupakan potensi strategis untuk menerapkan ESQ untuk menanamkan komitmen spiritual generasi bangsa.

“Komitmen spiritual yakni komitmen terhadap prinsip kepada nilai-nilai ketuhanan. Komitmen itu harus kuat terhujam hingga ke lubuk hatinya. Sehingga dimanapun ia bekerja ia tidak berorientasi pada materi atau kedudukan, melainkan sebagai bukti kecintaannya pada Allah,” kata Ary.

ESQ menggabungkan tiga potensi dasar manusia, yakni potensi fisik, emosi dan spiritual. Potensi fisik berupa sumber daya alam, modal emosional berupa rasa kebersamaan, modal spiritual berupa kemampuan mengenal dirinya sebagai hamba Tuhan. Serta tiga kecerdasan yakni IQ, EQ dan SQ yang selama ini terpisah. Penggabungan tersebut menghasilkan sebuah totalitas yang di dorong oleh tiga motivasi sehingga menghasilkan kompensi dan kehidupan penuh makna.

“ESQ terbagi menjadi empat tingkat. Diantaranya ESQ Basic Training, ESQ Mission and Character Building, ESQ Self Control and Collaboration dan ESQ Total Action. Hal ini dibuat agar sumber daya manusia lebih siap menghadapi tekanan dan tantangan dari perubahan kondisi lingkungan,” Ungkap Ary.

Paparnya, dengan berbekal ESQ maka mereka akan menjadi kader-kader yang memiliki kemampuian lebih dari kebanyakan orang. Pun, ia akan lebih semangat dalam bekerja untuk kebaikan. Idealnya, ESQ ditanamkan pada seseorang sejak masih di dalam kandungan.