Selasa, 26 Mei 2009

Romansa Budaya Pulau Dewata

Kemegahan pagelaran kesenian Bali, Romansa Budaya Dewata, sarat dengan suasana spiritual. Tidak mengundang rasa mistis, melainkan romantis meliputi nuansa gelap dan hening malam itu.



Sayup-sayup nyanyian Gita Utsawa menyambut tamu yang hadir pada Dies Natalis ke-17 Budaya Pulau Dewata di Gedung Serba Guna (GSG) Kampus Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) malam itu, Rabu (20/5). Pagelaran budaya tersebut diselenggarakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bali IT Telkom. Gita Utsawa merupakan kesenian khas Bali yang menyajikan paduan antara seni olah vokal, musik dan tari. Tarian ini merupakan sebuah tarian kreasi baru yang malam itu dibawakan oleh 5 mahasiswa dan mahasiswi IT Telkom.

“Romansa Budaya Pulau Dewata mengartikan sikap kepahlawanan yang sarat dengan kisah romantis cerita rakyat Bali,” ujar Ketua UKM Bali IT Telkom, Made Diuliana Sucipta Pedel.



Dikisahkan dalam Sendratari Ramayana “Hanoman Duta” pada penghujung acara Romansa Budaya Pulau Dewata, seorang Pangeran dari kerajaan Alengka yang bernama Rama, disuruh ibu tirinya untuk pergi ke hutan. Namun Rama tidaklah sendiri. Ia ditemani oleh adiknya, Laksmana, dan istrinya yang cantik bernama Sinta. Kecantikan Sinta membuat Rahwana ingin memiliki Sinta hingga suatu hari ia menculiknya dari Rama. Rama sedih, kemudian ia mengutus Hanoman untuk menemui Sinta. Kemudian Hanoman kembali menemui Rama dan memberitahukan tentang keberadaan Sinta. Kemudian Rama dan Rahwana akhirnya akhirnya bertempur dan dimenangkan oleh Rama. Rama dan Sinta pun akhirnya bersatu kembali.







“Romansa adalah cinta. Tak hanya kepada lawan jenis melainkan kepada sesama,” ujar Made Handi Iswara Pasek Wijaya, Ketua Dies Natalis ke-17 Budaya Pulau Dewata.











Pun, cinta berarti kegembiraan. Makna itu tersirat dalam seni Baleganjur, suatu seni yang yang dibawakan secara kolosal dengan penuh keriangan. Perpaduan antara suara Gambelan dan kombinasi gerakan unik dari 20 orang penabuh Baleganjur. Penabuh tidak hanya memainkan alat musik, melainkan menari layaknya ungkapan rasa riang.







Cinta juga berarti keindahan, kesempurnaan kehidupan dan alam raya.Tari Belibis, sebuah tarian kreasi baru tersebut menggambarkan kehidupan lima ekor burung Belibis yang salah satunya adalah jelmaan Prabu Angling Dharma. Kelima Belibis itu menari dengan penuh keindahan.

Senin, 25 Mei 2009

Memulai Bisnis dari Nol

IT TELKOM, SENIN (25/5)-Geliat bisnis di kalangan mahasiswa semakin bergairah. Usaha mandiri kini telah menjadi alternatif sumber pendapatan yang patut dijelajahi kaum muda. Tengok saja Herpin Dwijayanti, Andrian, Uun Ainu Rofiq dan Firman Alfaritsi Ramadan. Mereka rupanya rela menduakan status mahasiswanya dengan menjadi pengusaha muda. Bahkan awal perjalanan bisnisnya pun tergolong unik dan menarik. Mereka pun berbagi cerita di acara Seminar Bisnis Fair IT Telkom dengan tajuk “Memulai Bisnis dari Nol” di Gedung Serba Guna (GSG) Kampus IT Telkom, Sabtu (23/5).



Herpin Dwijayanti (Mahasiswa Teknik Industri 2005)
Nekat Buka ‘Les-les’-an karena Kepiawaian


Karena kepiawaiannya berbahasa Inggris dan Jepang, Herpin nekat membuka Lembaga Kursus Bahasa Asing Hikari. Hikari memang belum lama berdiri, namun sudah memiliki 80 siswa.

“Modal awal untuk mendirikan Hikari adalah kemampuan berbahasa Inggris dan Jepang. Sedangkan modal lainnya adalah keberaniaan,” ujar Herpin.

Dalam menjalankan bisnisnya, Herpin mengutamakan kepuasan dan kepercayaan konsumen. Agar dapat menjaga kualitas lembaga pendidikannya, ia dibantu guru-guru bahasa yang berpengelaman dalam meningkatkan sistem ajar.

“Di Hikari, kami adalah tim yang solid. Saya yakin tim yang solid akan membawa kami pada kesuksesan,” katanya.

Diceritakannya, Herpin pernah menjadi pengajar bahasa Inggris di salah satu lembaga kursus bahasa Inggris milik orang lan. Baginya pengalaman tersebut adalah pengalaman yang berharga sehingga akhirnya ia memutuskan untuk mendirikan Hikari. Selain Hikari, Herpin juga membuka usaha percetakan, Midori Café Printing.

Andrian (Mahasiswa Teknik Elektro 2006),
Ramaikan Kuliner Bandung dengan Makanan Khas Aceh

Penjual makanan khas Aceh memang masih jarang ditemukan di Bandung. Bagi Andrian, ini adalah peluang manis untuk menjalankan bisnisnya, Warung Aceh. Sesuai namanya, warung Aceh menyajikan berbagai makanan dan minuman khas Aceh.

“Bisnis adalah hobi yang mengasikan sekaligus mendidik saya semakin mandiri,” ujar Andrian.

Senada Herpin Andrian juga yakin bahwa kunci keberhasilan dalam bisnis adalah keberanian dan keterampilan dalam manajemen, bukan sejumlah uang.

Uun Ainu Rofiq (Mahasiswa Teknik Telekomunikasi 2007)
Becak Creative, Antara Kreativitas dan 20 Ribu Rupiah


Bagi Uun, menyulap 20 ribu menjadi 4 juta rupiah adalah adalah ide gila. Bersama keempat temannya, Uun membuat katalog yang memuat gambar desain kaos dan jaket yang hendak mereka jual. Karena desain Uun dan teman-temannya itu keren, alhasil banyak konsumen yang tertarik kemudian memesan kaos dan jaket tersebut. Dari penjualan tersebut, Uun dan teman-temannya meraup keuntungan 4 juta rupiah. Inilah awal sejarah penjualan Becak Creative.

“Kepercayaan konsumen adalah kunci sukses dari setiap penjualan yang dilakukan oleh Becak Creative,” kata Uun. Dengan kepercayaan, Uun mengaku Becak Creative belum pernah mengalami kerugian hingga kini.

Menurutnya, banyak produk yang bisa di jual di Bandung. Becak Creative muncul sebagai salah satu usaha mandiri yang menjual berbagai suvenir. Selain menjual eceran, Becak Creative juga menjual dalam jumlah partai.

Firman Alfaritsi Ramadan (Mahasiswa Teknik Informatika 2006)
Susu Murni Siap Antar


Kalau Anda malas bangun pagi untuk membeli susu, jangan khawatir. Hubungi saja Firman melalui SMS atau telepon maka susu siap diantar sampai depan pintu rumah.

“Sifat malas konsumen juga bisa jadi ide bisnis,” lugas Firman.

Firman yang mengaku sangat hobi minum susu, melihat kemalasan orang lain adalah inspirasi utama dalam bisnisnya. Di Jepang, jasa seperti ini memang biasa. Namun di Indonesia masih terbilang langka. Saat mengawali bisnisnya, Firman mengaku Cuma dengan modal nekat.

“Dalam berwirausaha yang terpenting adalah keyakinan untuk memulainya,” kata Firman.

Baginya, tidak punya uang bukan alasan untuk tidak berwirausaha. Banyak jalan yang bisa ditempuh di antaranya menawarkan kerjasama dengan pihak lain, mengajak investor atau kerja dulu pada orang lain lalu uangnya bisa pakai buat modal.

Demi Industri, IT Telkom Lahirkan Prodi Baru

IT TELKOM, SENIN (25/5)-Berubahnya nama Sekolah Tingggi Teknologi Telkom (STT Telkom) menjadi Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) menorehkan perkembangan positif pada institusi. Hal itu diwujudkan dengan dibukanya dua program studi (prodi) baru, yaitu Teknik Fisika dan Ilmu Komputasi. Disampaikan Dekan Fakultas Sains Danang Mursita, Drs., MSi ,

“Lahirnya prodi baru tersebut merupakan upaya IT Telkom demi memenuhi tuntutan kebutuhan industri . Pasalnya, tenaga ahli di bidang Teknik Fisika dan Ilmu komputasi banyak dibutuhkan, mengingat kedua bidang tersebut cakupannya sangat luas,”.

Jelasnya, Teknik Fisika di IT Telkom memiliki kefokusan pada bidang Information Communication Technology (ICT). Inilah yang membedakan Teknik Fisika di IT Telkom dengan di perguruan tinggi lain. Kurikulum yang fokus pada sains terapan sehingga menopang bidang-bidang teknik lainnya seperti teknik elektro, teknik mesin, teknik industri, dan teknik material. Sehingga lulusannya lebih fleksibel dalam bekerja ,” papar Danang. Kefokusannya pada ICT menjadikan keberadaan prodi ini satu-satunya di Indonesia.



Kurikulum Prodi Teknik Fisika memiliki penekanan terhadap, rekayasa instrumentasi dan control, rekyasa Energi, rekayasa fotonika dan aplikasi electromagnet, dan rekayasa material. Alhasil, diyakini peluang karir di bidan ini terbuka luas. Beberapa profesi yang yang kompeten dengan bidang keahlian teknik fisika diantaranya Sistem Integrator Engineer, Instrument and control Engineer, Health, Safety, Enviromental Engineer. Energy Engineer,dan Mechatronic and Robotic Engineer.

Lain halnya Ilmu Komputasi. Di kebanyakan perguruan tinggi, Ilmu komputasi kerap dijumpai di Program Studi Pasca Sarjana. Namun di IT Telkom Ilmu komputasi dijumpai di program studi Sarjana atau S1.

“Ilmu komputasi adalah suatu bidang perpaduan antara teknik informatika, permodelan, dan teknologi jaringan komputer,” ujar Danang. Ia tak memungkiri bahwa kebutuhan industrilah yang menuntut IT Telkom untuk segera membuka prodi Ilmu Komputasi untuk jejang S1.

Jelasnya, Ilmu Komputasi diperlukan untuk untuk menunjang penyelesaian masalah-masalah yang memerlukan komputasi tingkat tinggi, di antaranya desain sistem pada bidang pertelekomunikasian, peramalan harga saham, desain sistem kecerdasan buatan, desain sistem pada industri manufaktur, desain sistem pada perusahaan pertambangan dan sebagainya. Melalui ilmu komputasi, mahasiswa dibekali pengetahuan komputasi pararel yaitu komputasi yang melibatkan teknologi jaringan komputer.
“Tidak heran jika Ilmu Komputasi menjadi trend di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Singapura. Pasalnya, peluang profesi dan karir terbuka luas untuk bidang ini,” ujar Danang.

Diungkapkan Danang, beberapa peluang profesi yang kompeten dengan bidang Ilmu Komputasi diantaranya Information Technology Support Engineer, System Analyst Engineer, Software Development Engineer, Database Engineer, dan Modeling and Simulation Engineer.

“Calon mahasiswa Teknik Fisika dan Teknik Komputasi harus memiliki kekuatan nalar dan logika yang kuat. Jadi ia harus memiliki kemampuan yang baik dalam pelajaran Matematika dan Fisika. Karena nantinya mata pelajaran tersebut akan mempermudah mahasiswa dalam pemahaman selama perkuliahan ,” papar Danang.

Prodi Teknik Fisika dan Ilmu Komputasi kini berada di bawah naungan Fakultas Sains IT Telkom. Keduanya dibuka pada tahun ajaran 2009-2010, sedangkan seleksi masuknya dapat diikuti calon mahasiswa pada Ujian Tulis Gelombang (UTG) II yang akan diselenggarakan tanggal 5 Juli 2009. Ujian dilaksanakan serentak di 20 kota di beberapa wilayah Indonesia seperti pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi.

Keberadaan prodi baru menjadi wujud perkembangan positif IT Telkom yang telah mencanangkan World Class University (WCU) di tahun 2017. Selain peningkatan kualitas perkuliahan, perkembangan IT Telkom juga dapat dilihat dari sisi infrastruktur yaitu dibangunnya Learning Center yang direncanakan selesai pada bulan Agustus. Nantinya, Learning Center akan diarahkan menjadi perpustaan tingkat nasional yang fokus di bidang ICT.

Sabtu, 23 Mei 2009

Saatnya BUMN Lirik “More OPEX Less CAPEX”

IT TELKOM, SABTU (23/5)- Nyatanya, peningkatan capital expenditure (CAPEX) teknologi informasi (TI) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lebih besar dari pada operating expenditure (OPEX)-nya. Trend-nya menyebutkan, gap antara CAPEX dengan OPEX menunjukan kecenderungan semakin lebar. Tentunya hal ini tidak sejalan dengan paradigma pengelolaan TI dimana efisiensi perusahaan tercapai apabila OPEX lebih besar daripada CAPEX-nya. Maka sudah saatnya BUMN mengadopsi konsep More OPEX Less CAPEX.

Memang tidak semua perusahaan menggunakan CAPEX dalam budgetnya. Penggunaan CAPEX umumnya digunakan oleh perusahaan besar yang memiliki basis konsumen cenderung stabil dan bermodal besar seperti perusahaan telekomunikasi misalnya. Secara akuntansi, segala pembelian, perbaikan atau penggantian dari aset perusahaan termasuk dalalam CAPEX. Sedangkan OPEX pada dasarnya digunakan untuk menjaga kelangsungan aset dan menjamin aktivitas perusahaan. OPEX bersifat harian sehingga biaya operasi tidak meliputi pajak pendapatan, depresiasi, dan biaya financing seperti bunga pinjaman. OPEX dialokasikan secara tersencana dalam budget untuk melakukan operasional perusahaan.

Secara umum aktivitas belanja TI pada perusahaan di Indonesia masih didominasi dengan belanja modal, yang di antaranya pembelian hardware. Bahkan, rate pertumbuhannya juga lebih tinggi ketimbang software dan IT Services. Disampaikan Staf Ahli Khusus Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Alexander Rusli, Ph.D, saat menyampaikan orasinya pada Kuliah Umum Observasi Perkembangan TIK Korporat dan Kondisi TIK di BUMN, di GSG Kampus Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), Sabtu (16/5).





“Dari aspek penganggaran, manajemen BUMN masih cenderung menempatkan porsi CAPEX TI lebih besar ketimbang OPEX TI,”











Menurutnya, konsep more OPEX less CAPEX jelas lebih menguntungkan. Dengan demikian, manajemen akan terhindar dari biaya depresiasi atau amortisasi dari investasi software dan hardware yang dinilai cukup besar. Dengan, konsep more OPEX less CAPEX maka tidak ada disposal aset dan tidak pula memerlukan maintenance cost atas perangkat TI. Pun, konsep tersebut memberikan fleksibilitas pada saat meng-up-grade hardware di akhir masa lease. Ia menilai, selama ini BUMN kurang memiliki fleksibilitas. Hal tersebut menjadi penghambat dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan swasta yang agresif dan tumbuh pesat.

Boleh saja jika selama ini Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Profit Margin kerap menjadi indikator utama yang dilirik investor. Namun jangan lupakan aspek TI. Karena kehandalan dan kapasitas pengelolaan TI pun kini turut diperhitungkan investor.

“Di era persaingan bisnis, keputusan pengelolan TI sama pentingnya dengan pengelolaan perusahaan secara keseluruhan. Suka atau tidak, manajemen BUMN harus dapat mengelola TI sedemikian rupa sehingga performance BUMN menjadi lebih fleksibel sehingga mampu bertahan ditengah kompetisi Industri,” kata Alexander.
Kesalahan dalam pengambilan keputusan masa sekarang akan berdampak negatif bagi perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Alexander pun menyayangkan bahwa belum semua BUMN besar menggunakan Enterprise Resource Planning (ERP).

Meninjau kembali satu dekade kebelakang, TI pengelolaan korporasi cenderung menerapkan Enterprise Resource Planning (ERP). Keunggulannya, ERP mampu mengintegrasikan seluruh aktivitas bisnis korporasi. Melalui executive dashboard, maka dengan ERP dapat diperoleh informasi untuk pengambilan keputusan secara cepat dan akurat.

“Informasi terkait keseluruhan aktivitas bisnis korporasi dapat diintegrasikan dan ditampilkan sesuai kebutuhan dengan memanfaatkan personalize device dalam penggunaan ERP. Saat ERP terkoneksi dengan jaringan internet, informasi tersebut dapat diakses dengan mudah sesuai kewenangan dan kebutuhan kapanpun dan dimanapun,” papar Alexander. Piranti lunak korporasi seperti ERP serta biaya pembangunan jaringan murah, menjadikan perusahaan mampu memperbanyak proses bisnisnya.

Kini dunia telekomunikasi sudah masuk pada era konvergensi. Penggabungan antara teknologi informasi dan komunikasi rupanya telah menepis hal-hal yang mustahil menjadi mudah dilakukan. Tinjau saja, penggunaan smart phone yang kini tak hanya mampu menelpon saja, tetapi juga bisa mengakses data, akses email, video converence , hiburan musik dan televisi. Pun, personal computer (PC) tidak hanya untuk mengakses data saja, melainkan seseorang dapat menikmati hiburan, video, bahkan siapapun dapat berkomunikasi secara visual. Ihwal konvergensi, Alexander memperkirakan, ada kecenderungan dimana TIK device, mengarah pada personalize device.

Phone and PC driven trend,“ ujarnya.

Alexander menyampaikan, seiring dengan perkembangan inovasi TI yang sangat cepat, maka perusahaan harus tetap mawas diri untuk senantiasa memperbaharuinya. Boleh jadi, pesaing akan meniru teknologi milik suatu perusahaan, bahkan dengan mudahnya ia mampu membangun inovasi yang lebih kuat berdasarkan teknologi yang dimiliki perusahaan tersebut.

“Tanpa TI, sebuah perusahaan tidak akan maju. Sehingga investasi di bidang TI harus dilakukan secara terus menerus,” ujarnya. Ia pun menyebutkan, TI dan inovasi digital penting bukan karena banyaknya produk yang berubah menjadi digital, melainkan karena banyaknya proses bisnis yang berubah menjadi digital.

Paradigma bahwa more OPEX less CAPEX lebih menguntungkan perusahaan seharusnya menjadi pemikiran baru bagi BUMN dalam menjalankan bisnisnya. Bahkan dengan adanya kecenderungan perubahan teknologi informasi korporase serta adanya gap implementasi teknologi informasi di BUMN secara umum harusnya menjadi peluang positif bagi industri telekomunikasi khususnya BUMN.

Jumat, 22 Mei 2009

KPK Pentingkan Verifikasi dan Pendidikan Anti Korupsi

IT TELKOM, JUMAT (22/5)- Setiap aset negara harus dikuasai negara. Hal itulah yang membawa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan verivikasi terhadap seluruh yayasan yang dimiliki perusahaan negara. Februari lalu, KPK mengundang beberapa BUMN diantaranya PT Telkom, PT Garuda Indonesia. PT Pertamina. Bank Indonesia, PT Aneka Tambang, dan Bank Mandiri.

Sebagai salah satu institusi pendidikan yang bernaung di bawah yayasan milik BUMN, IT Telkom pun tidak ketinggalan ikut dikunjungi KPK,

“KPK tengah berupaya mengkaji sistem yayasan milik Telkom agar keberadaannya tidak membebani lembaga induknya,” ujar Aida Rohma Zulaiha, Ketua Tim Reviewer Penelitian dan Pengembangan KPK saat mengunjungi IT Telkom Kamis lalu (23/4). Sebelumnya, kajian komperhensif dilakukan terhadap terhadap Yayasan Pendidikan Telkom.

Menurutnya, di Indonesia banyak yayasan lembaga pemerintah yang membebani lembaga induknya dalam menjalankan aktivitas pokoknya. Pengkajian tersebut merupakan salah satu upaya KPK dalam pencegahan tingkat korupsi di institusi pendidikan.






“Tugas KPK bukan hanya memecahkan kasus korupsi saja, melainkan juga upaya pencegahan terhadap sesuatu hal yang berpotensi menimbulkan korupsi," ujar Aida.




Jelasnya, selain melalui pengkajian sistem, pencegahan korupsi juga direalisasikan melalui kegiatan pendidikan anti korupsi sejak dini, berlaku pada level pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) hingga tingkat Perguruan Tinggi.

Di tingkat perguruan tinggi KPK memiliki program trainer of trainer, dimana mahasiswa direkrut KPK untuk mensosialisasikan pendidikan anti korupsi ke generasi dibawahnya, seperti siswa SD, SMP dan SMA. Diakui Aida, program tersebut sudah menjalar sampai ke daerah-daerah. KPK juga semakin gencar melakukan promosi Good Governance.

Aida menyesalkan, selama ini kurikulum anti korupsi masih dilakukan secara sukarela. Padahal lembaga pendidikan sebaiknya punya kurikulum anti korupsi. Baginya pendidikan korupsi sangat penting bagi regenerasi pemerintahan kelak. Sehingga gnerasi muda harus dibelaki jiwa anti korupsi.

“Malahan, idealnya, pendidikan anti korupsi ditanamkan sejak anak masih dalam kandungan. Sekarang sudah ada pendidikan anti korupsi untuk ibu hamil sehingga kelak bayi dalam kandungannya sudah tertananm jiwa antikorupsi,” kata Aida.

IT Telkom Bangkitkan Minat Menulis

IT TELKOM, JUMAT (22/5)-Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) bangkitkan minat menulis di lingkungan kampusnya. Hal itu ditunjukan dengan mengadakan kuliah umum yang diselenggarakan di gedung K Kampus IT Telkom, dengan tema “Menemukan Potensi Diri melalui Kemampuan Menulis “, Sabtu (2/5).

Materi penulisan dan jurnalistik disampaikan Dosen Jurnalistik Universitas Padjadjaran (UNPAD), Maimon Herawati , S.Sos, M.Litt,



“Peninggalan terpenting sebuah peradaban adalah karya tulis,” ujar Maimon, saat memberikan kuliah umum pada mahasiswa IT Telkom.






Kendati berlatar belakang teknik, Maimon menyarankan mahasiswa IT Telkom untuk memiliki kemampuan menulis mengingat teknologi tidak bisa dipisahkan dari peradaban. Ia yakin, sebuah karya tulis akan memperkaya suatu peradaban.

“Jika ingin membangun peradaban, maka buatlah tulisan. Sebaliknya, jika ingin menghancurkan peradaban maka hancurkanlah tulisannya,” Menurutnya, menulis sama halnya dengan mentransfer kecerdasan pada pembacanya.

Tidak semua orang memiliki kemampuan dan bakat menulis. Maimon menilai, itu bukan masalah selama seseorang memiliki tekad yang kuat untuk menulis. “Menulis harus dimulai dari tekad dan disiplin,” ujar Maimon.

Disampaikan Maimon, mahasiswa dapat memanfaatkan media masa untuk mempublikasikan ide dan pemikirannya. Bentuk jenis publikasi tulisan diantaranya non-fiksi, fiksi atau pun jurnalisme sastrawi. Ia juga menekankan pentingnya keberadaan jurnalisme tumbuh di tengah lingkungan kampus. Membangun media atau karya jurnalistik kampus tidak asal. Karya jurnalistik harus tetap menjaga kaidah-kaidah yang ada. Diantaranya singkat, jelas, lugas,menarik, seimbang, adil, actual, faktual dan akurat.

Rabu, 20 Mei 2009

Rabu 20 Mei di IT Telkom

Serah Terima Barang Inventaris PHK TIK K3






































IT TELKOM, RABU (20/5)- Telah dilakukan penandatanganan serah terima barang barang inventaris Program Hibah Kompetisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (PHK TIK) K3 antara Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Pemasaran Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) sekaligus penanggung jawab Program PHK TIK K3, Imam Harjono, Ir., MBAT dan Rektor IT Telkom Husni Amani, Ir., MSc.,MM. Penandatanganan dilakukan di Ruang Rapat Rektorat Gedung D Kampus IT Telkom. Penandatanganan disaksikan oleh seluruh jajaran pejabat IT Telkom. Selanjutnya barang inventaris tersebut akan dimanfaatkan dan dikelola oleh IT Telkom.


Pertemuan IT Telkom - Significant Technologies Sdn. Bhd


IT TELKOM, RABU (20/5)- Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) dan Significant Technologies Sdn. Bhd. Malaysia (SIGtech) melakukan pertemuan resmi di Ruang Rapat Rektorat Gedung D Kampus IT Telkom. Mereka adalah General Manager –International Markets (SIGtech), Nordin Musa beserta Heru Maryanto dan Liendasari Putri Yanti. Sedangkan dari IT Telkom di antaranya, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Pemasaran IT Telkom, Imam Harjono, Ir., MBAT, Direktur Pemasaran dan Kerjasama Ir. Wiyono, MT, Kepala Bagian Pemasaran dan Kerjasama (Ka. BPK) Mahmud Imrona, Drs., MT, Kepala Bagian Training and Community Services (Ka. BTCS) Iwan Iwut Tritoasmoro, ST., MT, Kepala Urusan Administrasi Retno Hendriyanti, SS., MPd, dan Hambali.

Pertemuan tersebut membahas mengenai beberapa rencana strategis kedepan dari kerja sama kedua pihak, diantaranya adalah joint training FO Fundamental dan CFOT serta sertifikasi internasional.

Selasa, 19 Mei 2009

TAK Curi Hati UGM

IT TELKOM, SELASA (19/5)- Transkrip Aktifitas Kemahasiswaan (TAK) yang diterapkan Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), rupanya telah berhasil mencuri hati perguruan tinggi asal Yogyakarta, Universitas Gajah Mada (UGM). Hal itu diakui Dosen Fakultas Psikologi sekaligus Bagian Kemahasiswaan UGM, Ridwan Saptoto, S.Psi.,MA, saat UGM mengunjungi IT Telkom, Selasa (12/5).

“Yang dibutuhkan seorang sarjana bukan hanya kemampuan kognitif atau hardskill saja, melainkan juga kemampuan softskill. Dengan adanya TAK, mau tidak mau mahasiswa dirangsang untuk meningkatkan kemampuan softskill. Itulah sebab mengapa TAK jadi menarik,”



Diceritakannya, di UGM sendiri, penilaian aktivitas kemahasiswaan masih wancana. Sekarang UGM tengah mencoba untuk mengembangkan penilaian aktivitas kemahasiswaan tersebut.Harapnya, UGM dapat memperoleh gambaran dari IT Telkom mengenai bagaimana penerapan sistem TAK di kampusnya.

Gagasan TAK awalnya dicetuskan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Pemasaran IT Telkom, Imam Harjono, Ir., MBAT. Alasannya, hardskill dan softskill memang sangat penting bagi kehidupan seseorang.Dengan hardskill, seseorang punya cukup bekal untuk melanjutkan kehidupan yang lebih baik. Sedangkan dengan softskill seseorang bisa menjadi lebih baik lagi. Pasalnya, jika seseorang memiliki softskill bagus, berarti ia memiliki sosialitas tinggi serta memiliki empati pada orang lain. Pun, dengan softskill yang baik ia akan mampu bekerja sama dalam kerja tim. Rancangan TAK dikeluarkan IT Telkom tahun 2004, dan baru bisa diaplikasikan tahun 2007.

“Jika diterapkan di UGM, saya optimis TAK akan berpengaruh positif bagi perkembangan mahasiswa. Namun stigma ketidakyakinan orang tua akan pentingnya aktivitas kemahasiswaan rupanya akan menjadi kendala. Pasalnya, sementara ini orang tua mahasiswa cenderung mengharapkan anaknya supaya tetap fokus pada kuliah sedangkan ekstrakulikuler tidak begitu diindahkan,” papar Ridwan. Selain kepada mahasiswa, Ridwan merasa perlu melakukan sosialisasi juga kepada para orang tua. Sedangkan pada mahasiswa, sosialisasi penilaian aktivitas kemahasiswaan harus dilakukan sejak awal mereka masuk.

Selasa 19 Mei di IT Telkom



Seminar “Creative With Mobile Content”


IT TELKOM, SELASA (19/5)- Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika (HMIF) Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) menyelenggarakan Seminar “Creative With Mobile Content” di GSG Kampus IT Telkom. Acara tersebut merupakan salah satu rangkaian acara Temu Keluarga Informatika. Seminar menghadirkan pembicara dari PT. Telkom, Kuncoro Wastuwibowo.


Pameran “Colourfull Life With IT”

















IT TELKOM, SELASA (19/5)- Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika (HMIF) Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) menyelenggarakan Pameran Lab yang bertema “Colourfull Life With IT” di Gedung A Kampus IT Telkom. Beberapapa karya yang dipamerkan adalah hasil riset dan kreativitas mahasiswa, seperti Peringkas Otomatis, Games Cerdas Ballculator, alat pengenal iris mata jaringan saraf tiruan dan riset lainnya. Semua hasil riset yang dipamerkan berasal dari sembilan laboratorium Teknik Informatika IT Telkom, diantaranya RPL Lab, Multimedia Lab, Common Lab, Open Source Lab, Basis Data Lab, Prolab, Data Mining Lab, Computer System Lab, dan Artificial Intelligent Lab. Acara tersebut merupakan salah satu rangkaian acara Temu Keluarga Informatika dan akan berlangsung Rabu (20/5). Pameran terbuka juga untuk umum. Sehingga selain mahasiswa IT Telkom, tampak para siswa SMAN 3 Bekasi juga turut mengunjungi pameran tersebut.


SMAN 3 Bekasi Kunjungi IT Telkom



IT TELKOM, SELASA (19/5)- Pagi ini Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) kembali dikunjungi SMAN 3 Bekasi untuk kedua kalinya. Kedatangan mereka disambut hangat Kepala Bagian Sekretariat Institusi (Ka. BSI) IT Telkom, Drs. Lilik Leksono dan Publik Relation IT Telkom, Hetti Hidayati S.Kom.,MT, di GSG Kampus IT Telkom Vip B. Kunjungan 250 siswa tersebut didampingi oleh 50 gurunya. Disampaikan Wakil Kepala Sekolah SMAN 3 Bekasi sekaligus ketua rombongan, Kumara Ningsih,

“Kunjungan Kampus adalah salah satu program SMAN 3 Bekasi setiap akhir tahun ajaran. Sejauh ini, animo siswa SMAN 3 Bekasi terhadap IT Telkom cukup tinggi. Kendati cukup banyak alumni SMAN 3 Bekasi yang mendaftar ke IT Telkom, sampai saat ini hanya sedikit alumni yang berhasil meraih status mahasiswa IT Telkom,”

Kumara berharap, hubungan antara SMAN 3 Bekasi dengan IT Telkom semakin terjalin harmonis sehingga siswa tetap bersemangat untuk belajar lebih giat dalam mempersiapkan dirinya untuk memasuki kehidupan kampus.

Senin, 18 Mei 2009

Bamcas, Solusi PC Bambu


IT TELKOM, SENIN (18/5)- Namanya Bamboo Casing PC Exotic Robust Affordable atau Bamcas, merupakan casing Personal Computer (PC) yang terbuat dari bambu.

Bamcas merupakan buah karya yang unik, kreatif sekaligus eksotik dari sekelompok mahasiswa Institut Teknologi Telkom (IT Telkom). Mereka adalah Fuad Prasetyo, mahasiswa Teknik Telekomunikasi 2007; Syukron Ma’mun, mahasiswa Sistem Komputer 2007; Afdal Syaputra mahasiswa Teknik Informatika 2007; Y.S Nendhya, mahasiswa Sistem Komputer 2007, dan Eva Nur Hazizah mahasiwa Teknik Informatika 2007.

“Bambu cocok sebagai solusi alternatif untuk casing PC. Pasalnya, bambu mampu menyerap panas,” ujar Fuad.

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil bambu terbesar sehingga persediaan bambu sangat melimpah, Namun, pengembangannya masih terbilang rendah sehingga sebagai material lokal bambu kerap terpinggirkan.

“Bambu memiliki keunggulan tersendiri. Selain artistik, bambu pun merupakan material yang awet,” kata Fuad.

Jelasnya, kekuatan bambu terletak pada struktur seratnya yang lurus dan sejajar. Seratnya sangat baik untuk menahan beban tekanan, getaran maupun tarikan. Kekuatan bambu yang berkualitas relatif sama dengan kayu. Pada casing PC, material bambu dapat mengurangi efek getar yang ditimbulkan PC.

Bambu yang digunakan sebagai bahan baku casing PC adalah bambu gombang. Menurut Fuad, bambu tersebut kualitas nomor dua. Sebelum disulap menjadi casing PC, bambu mesti diawetkan terlebih dahulu.Cara pengawetannya pun mudah dan sederhana. Pertama, bambu dipotong-potong sesuai dengan ukuran standar rangka PC. Sementara itu siapkan larutan Borax dan Borix Acid dalam air mendidih. Perhatikan, perbandingan antara Borax dan Borix Acid harus 2:3. Kedua, masukan potongan bambu kedalam larutan tersebut kemudian tutup rapat-rapat, rendam bambu selama satu minggu. Ketiga, setelah direndam bambu kemudian dijemur di bawah terik matahari. Pengeringan juga bisa dilakukan dengan pengovenan.

Menurut Fuad, pengawetan penting dilakukan untuk menghilangkan sari makanan yang ada pada bambu sehingga tidak mudah terserang rayap. Setelah proses pengawetan struktur bambu cenderung lebih keras dari sebelumnya. Ini menjadikan bambu semakin kuat dan berkualitas.

“Sebisa mungkin Bamcas dapat meminimalisir penggunaan material logam sehingga penyambungan antar bambu pada Bamcas tidak menggunakan paku, melainkan dengan lem dan pasak,” katanya.

UKM Jawa Cap Parabola IT Telkom : “Seni Jawa, Lestarikan atau Kecolongan?”


























IT TELKOM, SENIN (18/5)-Bengawan Solo, riwayatmu ini… Sedari dulu jadi perhatian insani.Musim Kemarau, tak seberapa airmu… Di musim hujan, air meluap sampai jauh.Mata airmu dari Solo, Terkurung gunung seribu…Air mengalir sampai jauh, Akhirnya ke laut…Itu perahu, riwayatmu dulu kaum pedang, selalu naik itu perahu.

Begitulah lirik lagu Bengawan Solo melantun dalam alunan musik Keroncong, menyambut para tamu yang hendak menyaksikan pagelaran Ludruk Gokil Kangsa Adu Jago di GSG Kampus Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), Sabtu malam (16/5).

Parama Budaya yang diselenggarakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Jawa Cap Parabola IT Telkom berlangsung meriah bertemakan tradisional Jawa. Tak hanya Ludruk dan Keroncong, Parama Budaya pun menampilkan sejumlah tari-tarian daerah dan teatrikal, wayang kulit, dan Reog Ponorogo.

“Kalau bukan generasi muda, siapa lagi yang melestarikan budaya Jawa,” ujar mahasiswa Teknik Informatika 2006, Rizky Bayu Aji Pradana alias Baliyem, koordinator Parama Budaya yang terjun langsung sebagai pemain Ludruk Gokil saat itu.
Baliyem berpendapat, kepedulian remaja terhadap kesenian tradisional, khususnya kesenian Jawa, cenderung menurun. Mungkin hal itu disebabkan oleh pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia sehingga kesenian lokal jarang manggung. Jangankan menjadi pelaku seni Jawa, keseniannya saja jarang ditampilkan.

Beberapa waktu lalu, rakyat Indonesia sempat digemparkan dengan ulah Malaysia yang mengklaim kesenian rakyat Jawa Timur, Reog Ponorogo, sebagai kesenian milik mereka. Dan seni tradisional Jawa, Wayang Kulit. Serta seni tradisional milik orang Sunda, Kuda Lumping.

“Sebelum negara lain mengklaim budaya Indonesia, di manakah remaja Indonesia saat itu? Mungkin itu karena generasi muda selama ini bersikap ‘cuek’ dengan budayanya. Nah, sekarang jangan sampai kita kecolongan budaya lagi,” tutur Baliyem.

UKM Jawa Cap Parabola IT Telkom menyelenggarakan Parama Budaya sebanyak dua kali dalam setahun. Yaitu pada bulan Mei dan Desember. Tak hanya bai remaja, Parama Budaya juga terbuka untuk masyarakat umum.

“Remaja jangan malu-malu berkesenian Jawa. Generasi muda harus sadar budaya sedari dini agar tidak kecolongan lagi,” ujar Baliyem.

Untuk melestarikan budaya Indonesia, IT Telkom juga memberlakukan anjuran penggunaan pakaian Batik bagi mahasiswa, dosen dan staf akademika, setiap Jumat dan Sabtu. Hal itu berlaku sejak Rektor IT Telkom, Ir. Husni Amani, MM.,MSc, menganjurkannya pada Januari lalu.

Minggu, 17 Mei 2009

Didominasi Hambatan, NGN Tetap ‘Menjanjikan’


Teknologi NGN masih didominasi hambatan. Alhasil, pengembangan kreasi dan layanan NGN secara universal belum dapat diwujudkan. Kendati demikian kreasi layanan NGN masih tetap menjanjikan.



“Kendati masih didominasi hambatan, teknologi Next Generation Network (NGN) masih dianggap menjanjikan baik dari segi bisnis maupun cost effective,” ujar praktisi teknologi Voice over Internet Protocol (VoIP) dan Wireless dan sekaligus dosen Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) Dr. Mochammad Zuliansyah pada seminar Teknologi “Perkembangan VoIP di Indonesia”, di Gedung Serba Guna (GSG) kampus IT Telkom, Senin (4/5).

Bagi dunia telekomunikasi, teknologi NGN memang paling menarik. Pasalnya, NGN menyediakan jaringan terbuka yang mampu memberikan layanan terintegrasi dengan akomodasi layanan berbasis sirkuit switch dan paket switch. Layanan tersebut di antaranya, mobile service dan fixed service, baik publik maupun untuk private. Jaringan NGN juga menawarkan arsitektur terbuka, Service Driven Network, dan Jaringan Package Based yang seragam.

Namun, belum teroptimalkannya potensi softswitch dalam kreasi layanan operator dan pelanggan. Hambatan tersebut dikarenakan adanya kebutuhan akan penyeragaman layanan untuk penyelenggaraan layanan itu sendiri di seluruh jaringan secara universal. Sehingga layanan universal tersebut mengerucut dan terbatas.

Faktor penghambat lainnya adalah kurangnya dukungan 3rd party dalam hal pemrograman.

“Sampai saat ini dukungan 3rd party dalam pemrograman layanan NGN secara nyata belum terjadi. Pemrograman pengembangan layanan umumnya dilakukan oleh pemasok barang NGN dengan application server-nya,” jelas Zuliansyah.

Penghambat realisasi NGN juga karena adanya dilema layanan berbasis web dan internet telephony, sehingga layanan NGN universal belum terjadi.

“Umumnya kreasi layanan NGN universal banyak diarahkan pada basis web, sedangkan akses layanan NGN pada umumnya adalah internet telephony. Pengembangan berbasis web inilah yang menjadi kendala, terutama terkait dengan penetrasi PC, mobile dan fleksibilitas,” papar Zuliansyah.

Dilema isu lainnya, menurut Zuliansyah, adalah masalah sentralisasi dan terbuka. Pada umumnya jaringan telekomunikasi mengadopsi sistem sentralisasi dengan konsolidasi komponen controller secara terintegrasi di titik tertentu. Delivery layanan baru akan dilakukan dari controller tersebut dan berlaku umum ke seluruh jaringan. Berbeda dengan sistem IP (Internet Protocol) yang lebih mengakomodasi IP address. Faktor ini menjadi penghambat karena kemampuan softswitch tidak akan optimal jika dilakukan secara sentralisasi. Karena lingkungan softswitch dibuat untuk memudahkan kreasi layanan tidak hanya pada operator namun juga pada sisi pelanggan. Artinya akan banyak titik seperti halnya terjadi pada IP addressing.

Sedangkan isu lainnya adalah masalah keamanan, privasi, isu biling dan regulasi.

“Sistem NGN (IP based) terbuka dianggap rentan disusupi. Aspek ini menjadi konsideran dan menjadi aspek penting yang akan memprotek pendapatan service provider dari kemungkinan terjadinya fraud dan keamanan dalam penggelaran layanan baru. Isu ini menjadi penghambat berkembangnya layanan NGN universal,” jelasnya.
Pun, isu biling dan regulasi. Perkembangan layanan universal terkait kemampuan sistem NGN untuk melakukan biling multi layanan baru secara universal berlaku pada seluruh jaringan. Hal ini tentu membutuhkan dukungan sistem OSS yang sangat tangguh dan memiliki tingkat adaptasi terhadap layanan baru.

“Sedangkan aspek regulasi memungkinkan penyedia jaringan untuk fleksibel dalam mengantisipasi perubahan regulasi yang mengharuskan terjadinya penyesuaian jaringan. Salah satu contohnya adalah seperti intercept layanan untuk kepentingan keamanan negara, Namun isu perubahan regulasi ini menjadi salah satu faktor pertimbangan tidak berkembangnya layanan karena kekhawatiran operator jaringan, mengingat jaringan IP saat ini pada umumnya non regulated,” jelasnya.

Tampaknya, operator telekomunikasi harus jeli dalam membangun layanan. Operator telekomunikasi harus bersinergi dengan kondisi yang ada untuk mengantisipasi faktor penghambat tersebut. Langkah yang mungkin bisa dilakukan adalah, dengan mengadopsi teknologi oleh pelanggan enterprise. Pasalnya, enterprise merupakan ladang subur pengguna layanan NGN.

“Segmen ini agresif untuk mencari peluang dan solusi yang lebih murah seperti yang ditawarkan oleh NGN. Sehingga segmen dapat dijadikan embrio awal bagi implementasi layanan NGN universal untuk terus dikembangkan dalam area yang lebih luas,” kata Zuliansyah.

Jelasnya, berkembangnya teknologi 3G dalam skala nasional juga menjadi faktor pendorong yang memungkinkan akses layanan NGN secara universal antar multi jaringan. Dorongan ini dilakukan oleh 3GPP yang melihat perlunya dibuat subsistem berbasis IP untuk memungkinkan delivery layanan pada jaringan multy platform, baik wireless maupun wireline dengan menata kembali sesi setiap layanan.
Teknologi NGN juga akan banyak didukung oleh protocol SIP (Session Initiation Protocol ),

“Aplikasi yang didukung oleh SIP mengakomodasi integrasi layanan telephony dengan web seperti UMS, Internet Call Waiting, Click To Dial dan Instant Messaging,” kata Zuliansyah.

Ia pun mengatakan, teknologi akses wireless baik Wifi maupun Wimax dapat dimanfaatkan sebagai perluasan akses dan mobilitas layanan bagi perkembangan layanan NGN. Dengan adanya teknologi NGN, maka sinergi antara layanan dapat berhubungan dengan baik. Seperti contohnya sinergi antara layanan VoIP berbasis H323 dan VoIP berbasis SIP, sinergi call center berbasis IP dengan tradisional dan lainnya. Berlakunya layanan NGN universal juga didukung oleh kondisi dimana era informasi yang demikian luas sehingga mempercepat pengenalan layanan baru.

Sabtu, 16 Mei 2009

Kuliah Umum, Observasi Perkembangan TIK Korporat dan Kondisi TIK di BUMN




IT TELKOM, SABTU (16/5) Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) menyelenggarakan kuliah umum, Observasi Perkembangan TIK Korporat dan Kondisi TIK di BUMN, di GSG Kampus IT Telkom. Bertindak sebagai pembicara Alexander Rusli, Ph.D, Staf Ahli Khusus Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Kuliah umum tersebut dihadiri oleh Rektor IT Telkom, Ir. Husni Amani,MM.,MSc, Wakil Rektor II dan III , yaitu Dr. Rendy Munadi dan Ir. Imam Haryono., MBA. Direktur SDM Telkom, Faisal Syam dan Komisaris Independen PT. Telkom, Sarwono juga turut hadir dalam kesempatan tersebut.

Disampaikan Husni,

“Perkembangan industry ICT (Information and Communication Technology) kini semakin berkembang pasat dan luas kendati berada di tengah krisis finansial. Perkembangan positif tersebut menjadi kesempatan bagi insan ICT. Dalam hal ini IT Telkom harus terus mengembangkan diri untuk antisipasi menghadapi tantangan global,”

Jumat, 15 Mei 2009

IT Telkom Raih Juara 2 Imagine Cup 2009



IT TELKOM, SENIN (11/5)- Mahasiswa Teknik Informatika Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), Karina Fitriani Fatimah, Rizky Ario Nugroho, Ian Agustiawan dan Rofiqi Setiawan, yang tergabung dalam Tim Kabayan, meraih juara 2 pada ajang bergengsi yang digelar Microsoft, Imagine Cup 2009. Sedangkan juara 3 diraih oleh tim Pusaka dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan project Galaxy dan juara 1 diraih oleh tim Big Bang ITB dengan project-nya MOSES. Pemenang juara 1 akan menjadi wakil Indonesia untuk bertanding dalam Imagine Cup Worldwide di Kairo, Mesir, 3-9 Juli mendatang.

Pengumuman pemenang dibacakan langsung CEO Microsoft Corporation, Steven Anthony Ballmer sekaligus memberikan hadiah kepada masing-masing pemenang. Saat itu juga, Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Tony Chen dan DPE Director Microsoft Indonesia, Jonah Stephen, turut menyaksikan keberhasilan para mahasiswa asal Bandung dalam kompetisi Imagine Cup yang digelar di Hotel Shangrila Jakarta, Senin (11/5).

Mereka yang betindak sebagai dewan juri adalah General Manager of DPE Microsoft Asia Pacific Mark Glikson, National Technology Officer Microsoft Indonesia Tony Seno Hartono dan Romi Satria Wahono dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Kepada pemenang Mark Glikson menyampaikan,

“Melalui Imagine Cup 2009 seluruh peserta telah berupaya menciptakan karya terbaiknya. Sedangkan ketiga pemenang tersebut adalah tim terbaik dari yang terbaik,”

Imagine Cup merupakan kompetisi teknologi bagi mahasiswa yang diselenggarakan Microsoft setiap tahunnya. Melalui Imagine Cup yang ke-7 ini, Microsoft mencari solusi brilian untuk permasalahan global berupa inovasi teknologi yang mampu membawa perubahan bagi dunia. Maka tidak salah jika tema Imagine Cup kali ini sangat erat kaitannya dengan 8 Millenium Development Goal of United Nations, diantaranya Mengentaskan Kemiskinan dan Kelaparan; Pendidikan Dasar yang Merata; Emansipasi Wanita; Mengurangi Kematian Anak (<= 5 tahun); Meningkatkan Kesehatan Ibu Hamil; Memerangi HIV/AIDS; Malaria dan Penyakit-Penyakit Lainnya; Memelihara Kelestarian dan Keberlangsungan Lingkungan dan Mengembangkan Kerja Sama Global.

“ Teknologi informasi sudah menjalar ke berbagai bidang sehingga menjadikanya punya peranan penting di masa depan, “ ujar Julius Fenata, Academic Developer Advisor Microsoft Indonesia. Ia menilai, teknologi informasi dapat memberikan solusi dari berbagai permasalahan yang ada di dunia.



IT Telkom Raih Partisipasi Terbaik Imagine Cup

Sebanyak 950 mahasiswa IT Telkom ikut serta dalam Imagine Cup 2009. Alhasil, IT Telkom dinilai Microsoft sebagai perguruan tinggi dengan partisipasi terbaik atas keikutsertaannya dalam Imagine Cup 2007.

Menurut Academic Developer Advisor Microsoft Indonesia, Julius Fenata

“Besarnya antuasias keikutsertaan perguruan tinggi dalam kompetisi Imagine Cup menciptakan hubungan Microsoft dan dunia akademik semakin dekat. Semakin banyak peserta maka semakin besar pula peluang Indonesia meraih Imagine Cup Worldwide,”

Kepada para akademisi dan mahasiswa Julius memastikan bahwa Microsoft senantiasa mendukung dunia akademik dalam mengembangkan potensinya.

“Betapa pentingnya dunia akademk bagi kehidupan untuk memecahkan berbagai permasalahan bangsa dan dunia melalui kreativitas dan inovasinya. Karena masa depan dunia ada di tangan generasi muda,” ujarnya.

Seminar Kepribadian BEM IT Telkom

IT TELKOM, JUMAT (15/5)- Jenuh menghadapi rutinitas kampus, mahasiswa Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) mengikuti Seminar Kepribadian yang diselenggarakan di GSG Kampus IT Telkom, Kamis (14/5). Disampaikan Mahasiswa Teknik Telekomunikasi 2008 sekaligus divisi Softskill dan Akademik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IT Telkom, Winaring Suryo Saputi,

“Seminar ini sebagai pencerahan di tengah rutinitas belajar yang terkadang menjemukan. Setelah seminar ini diharapkan mahasiswa dapat mengatasi stresnya dengan solusi cerdas,”

Tugas bertumpuk ditambah tuntutan target organisasi kerap membuat stres mahasiswa. Melalui Seminar Kepribadian yang di asuh pembicara Kepala Urusan Layanan Karir, Psikolog Fida Nirmala Nugraha, Psi, memberikan solusi bagaimana cara untuk mengatasi stres. Disampaikan Winar, pada tes tingkat stres, disimpulkan rata-rata mahasiswa mengalami stres pada tingkat wajar sehingga masih bisa diatasi.