Rabu, 24 Februari 2010

Klinik IT Telkom Bertahap Menuju Mini Hospital

Layanan kesehatan menjadi kebutuhan utama di lingkungan kampus. Tingkat kebutuhan layanan kesehatan di Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) diprediksikan mencapai 40 pasien per hari. Tentunya, kebutuhan tersebut harus ditunjang dengan fasilitas yang memadai. Semakin tingginya tingkat kebutuhan layanan kesehatan, maka semakin besar pula peluang Klinik IT Telkom memperluas layanannya.


Sejak Senin (15/2), Klinik IT Telkom hadir untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan. Penyediaan layanan klinik berada di bawah pengelolaan Koperasi Citra IT Telkom.

Dikabarkan Ketua Koperasi Citra IT Telkom, Heri Iman Nurjaman,

“Sebagai pengelola, Koperasi Citra IT Telkom memiliki misi untuk mengembangkan klinik IT Telkom menjadi mini hospital. Pengembangan ini tidak bisa dilaksanakan sekaligus, melainkan bertahap,”

Sementara ini klinik belum dilengkapi apotik dan laboratorium klinik. Kata Heri, keduanya ditargetkan terealisasi dalam 2-3 tahun ke depan. Bagi koperasi sendiri, Klinik IT Telkom menjadi bagian dari pengembangan bisnis koperasi sehingga harus terus ditingkatkan. Baik dari segi fasilitas infrastrukturnya maupun layanannya.

Sementara ini pula, klinik IT Telkom juga fokus memberikan pelayanan kesehatan kepada mahasiswa. Layanan kesehatan meliputi layanan rawat jalan, tindakan dokter, pemberian obat, pemberian surat keterangan dokter, dan surat rekomendasi sakit. Pelayanan medis ditunjang oleh dokter penanggung jawab, dokter dan perawat. Infrastruktur klinik terdiri dari dari tempat pendaftaran, ruang reka medik, ruang obat, ruang pemeriksaan dan ruang tindakan. Klinik juga menyediakan fasilitas layanan bagi pengobatan rawat jalan.

“Saya berharap, klinik bisa memberi manfaat bagi seluruh civitas academica IT Telkom. Dilihat dari pengembangan bisnisnya, Klinik IT Telkom berpotensi mengalami peningkatan menjadi poliklinik, kemudian menjadi mini hospital,” pungkas Heri.

Senin, 22 Februari 2010

Klinik IT Telkom Mulai Buka Praktik

Klinik Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) mulai buka praktik setiap hari kerja. Jam buka dimulai pukul 08.00-17.00 WIB setiap hari Senin sampai Jumat, dan 08.00-12.00 WIB di hari Sabtu. Dibukanya Klinik IT Telkom bersambut manis mengingat kebutuhan fasilitas jaminan kesehatan bagi mahasiswa IT Telkom yang kian mendesak. Letak klinik cukup strategis karena dekat dengan pusat-pusat aktivitas mahasiswa. Yakni, berada di Gedung H Kampus IT Telkom.

“Layanan kesehatan meliputi layanan rawat jalan, tindakan dokter, pemberian obat, pemberian surat keterangan dokter, dan surat rekomendasi sakit,” ujar Direktur Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir Ir. Miftadi Sudjai, MSc, saat ditemui di ruangan kerjanya, Kamis (18/2).



Dibenarkannya, Klinik IT Telkom sudah berjalan sejak Senin (15/2). Siapa saja mahasiswa yang sakit sudah bisa berobat disana. Biayanya terbilang murah, hanya 5 ribu rupiah setiap kali berobat ke Klinik. Layanan berobat sudah termasuk tindakan medis dan paket obat. Namun, Bagian Kemahasiswaan (BK) IT Telkom akan menarik iuran dari mahasiswa sebesar 100 ribu rupiah per tahunnya.

Klinik IT Telkom dibawah tanggung jawab Bagian Kemahasiswaan (BK) IT Telkom. Dalam upayanya menyediakan fasilitas klinik, BK bekerjasama dengan unit lain, yakni Direktorat Dukungan Manajemen IT Telkom dan Yayasan Kesehatan Citra Mandiri (YKCM). Dalam hal ini, YKCM berada di bawah tanggung jawab Koperasi Citra IT Telkom). Pun, dengan pihak eksternal BK bekerjasama dengan Puskesmas Dayeuh Kolot dan Dinas Kesehatan. Kedepannya, klinik akan mencoba mengembangkan kerjasama dengan Korps Sukarela IT Telkom, Posyandu, Palang Merah Indonesia (PMI) dan Puskesmas setempat.

“Salah satu syarat pendirian klinik adalah organisasinya harus berada di bawah yayasan kesehatan, bukan perguruan tinggi secara langsung. Sedangkan perizinan harus didapat dari dinas kesehatan langsung. Kemudian BK mengadakan kontrak dengan Koperasi Citra IT Telkom sebagai pengelola operasional Klinik IT Telkom. Kontrak tersebut berlangsung selama 5 tahun. Sedangkan penyedia layanan kesehatan terdiri dari sekelompok dokter yang dipimpin oleh dr.Heni Budiono,” papar Miftadi.

Klinik IT Telkom sudah memenuhi standar kelayakan klinik. Diantaranya terdapat tim kesehatan yang terdiri dari empat dokter, satu para medis, ruang periksa pasien, ruang tindakan dokter, standar sanitasi, obat-obatan, standar higienis dan ruang administrasi. Miftadi mengaku, kelayakan klinik sudah divisitasi oleh Dinas Kesehatan Puskesmas Dayeuh Kolot.


Rabu, 17 Februari 2010

IT Telkom Ulas Coop di Konferensi University-Industry Collaboration For Real Life Education

Kegiatan Coop di tingkat perguruan tinggi telah menjadi wancana dunia pendidikan sejak lama. Pada konferensi internasional “University-Industry Collaboration For Real Life Education” di Hongkong Polytechnic University, Hongkong, Rabu-Jumat (3-5/2), kegiatan Coop diulas. Sebanyak 247 peserta dari 23 negara-negara Eropa, Amerika Utara, Timur Tengah, Australia dan Asia. Di antaranya PT Telkom, IT Telkom dan Institut Manajemen Telkom (IM Telkom) menjadi wakil dari Indonesia.




Pada kesempatan tersebut, IT Telkom menyampaikan presentasinya. Presentasi bertema “Cooperative Education- The Experriences from Telkom Institute Technology, Indonesia” yang disampaikan oleh Ir.Husni Amani, MM., MSc dan Litasari Widyastuti Suwarsono, S.Psi. Sedangkan PT Telkom menyampaikan paper yang bertema “The Active Role of PT Telekomunikasi Indonesia in Developing in Cooperative Education in Indonesia”, disampaikan oleh Husni dan Direktur Human Capital & General Affairs, Faisal Syam.

Begitu banyak kerjasama yang telah terjalin antara Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) dengan dunia industry, salah satunya dengan program Coop. Program Coop pertama kali dikenalkan tahun 1992. Pada program tersebut, mahasiswa masuk ke lingkungan kerja di lingkungan industri, operator telekomunikasi, vendor IT, bahkan pemerintah daerah. Coop diyakini sebagai program yang mampu memberi pengalaman kerja bagi mahasiswa IT Telkom.

“Ada tiga program Coop, yakni Geladi, Field Work dan Cooperative Education. Seluruh mahasiswa wajib mengikuti Coop,” ungkap Husni.

Dijelaskannya, ketiganya telah ditetapkan dalam kurikulum di semester 4, 6 dan 8. Coop bertujuan untuk meningkatkan kualitas lulusan yang memahami relevansi antara kurikulum dan lingkungan kerja. Coop memudahkan mahasiswa untuk beradaptasi saat mereka terjun ke dunia kerja. Program Coop juga mampu melatih wirausaha muda yang memiliki ide untuk menciptakan lapangan kerja baru.

“Pada Coop, mahasiswa menjadi pegawai sementara. Pengalaman mahasiswa tentu bertambah selama menjalani Coop. Pun, industri terbantukan dengan adanya Coop,” ujarnya.



Sebagian besar industri di Indonesia, memiliki masalah dalam kualitas tenaga kerja. Terjadi gap antara kebutuhan industry dengan kompetensi lulusan PT, terbukti dari jumlah lulusan perguruan tinggi yang masih menganggur. Isunya, hal itu disebabkan kualifikasi kebutuhan tenaga kerja industri tidak sesuai dengan program akademik universitas. Sejak 1997 PT Telkom sudah memulai program Cooperative Education dengan 16 universitas.

“Untuk mengantisipasi masa depan bisnis telekomunikasi Indonesia, mulai Oktober 2009 Telkom secara resmi mengembangkan bisnisnya dalam Telekomunikasi, Informasi, Media dan Edukasi (TIME). Oleh karena itulah kegiatan Coop terus ditingkatkan,” kata Husni.

Jelasnya, Telkom membuka kesempatan Coop bagi mahasiswa untuk menjadi bagian dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Namun, Telkom memanfaatkan program Coop menjadi salah satu proses perekrutan pegawai yang berkualitas. Sejauh ini, Telkom sudah mengembangkan kerjasama dengan 60 universitas di Indonesia.

Ada dua skema program Coop yang diimplementasikan di Telkom, yakni program Regular Coop dan Enterpreneurship Coop. Husni menjelaskan,

“Regular Coop merupakan program Coop dimana mahasiswa bekerja di Telkom Group sesuai dengan bidang dan latar belakang pendidikannya. Sedangkan Enterpreneurship Coop merupakan program Coop dimana tergabung dalam SME (Small Medium Enterprises) yang termasuk dalam salah satu target perusahaan Telkom Grup,”

Dalam paper “The Active Role of PT Telekomunikasi Indonesia in Developing in Cooperative Education in Indonesia”, disebutkan, selain bermanfaat bagi siswa Coop berdampak positif bagi industri. Juga disebutkannya, Coop menjadi kesempatan bagi universitas untuk mengembangkan kerjasama dengan industri dalam kolaborasi program-program pendidikan, riset dan layanan professional.

Jumat, 12 Februari 2010

Jumat Bugar Bersama IT Telkom



Hari Jumat (12/2) memang hari yang tepat untuk dipilih oleh mayoritas lembaga untuk mengadakan kegiatan bugar bersama di lingkungan kerjanya masing-masing. Demikian pula Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) tidak melewatkan momen itu di pagi hari cerah. Pagi itu, tidak seperti hari-hari biasanya dimana pimpinan, staf dan dosen IT Telkom memulai tugas rutinnya, namun kali ini mereka berkumpul di halaman Gedung Learning Center sejak pukul 07.00 WIB.

Diiringi hentakan musik aerobic, keceriaan dan kegembiraan kian terasa mengikuti setiap gerakan senam. Kendati pada dasarnya, senam pagi bertujuan untuk menjalin kebersamaan dan menggalang keharmonisan setiap unit kerja di IT Telkom. Alhasil, kegiatan semacam ini dapat mempererat silaturahmi antara pimpinan, para staf dan para dosen. Senam bersama juga dimaksudkan untuk menjaga kebugaran tubuh guna menunjang kelancaran selama melaksanakan tugas.

Usai senam bersama, acara dilanjutkan dengan sarapan pagi bersama. Sementara itu Rektor IT Telkom, Ir Husni Amani, MSc.,MM menyempatkan diri untuk menceritakan tentang perkembangan-perkembangan dunia pendidikan terkini. Ia pun mengajak segenap dosen dan staf IT Telkom untuk terus proaktif dalam memberikan pelayanan terhadap mahasiswa.

Untuk mengabadikan momen pagi itu, tidak terlewatkan acara foto bersama di depan gedung Learning Center yang baru diresmikan pada tanggal 22 Desember 2009.

Kamis, 11 Februari 2010

SMK Islamiyah Ciputat Kunjungi IT Telkom



Di pagi hari yang cerah, Kamis (11/2), Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) mendapat kunjungan dari 71 siswa SMK Islamiyah Ciputat Tangerang. Mereka didampingi oleh Wakil Kepala Sekolah SMK Islamiyah, Muhammad, beserta para gurunya. Kedatangan rombongan SMK Islamiyah Ciputat disambut hangat oleh Kepala Bagian Sekretariat Institusi (Ka. BSI) IT Telkom, Drs. Lilik Leksono, Public Relation IT Telkom, Hetty Hidayati S.Kom.,MT dan Staf Humas IT Telkom, David Indra Kristanto.

Siswa diterima pihak IT Telkom di Ruang Multimedia Learning Center IT Telkom. Menurut Muhammad, kunjungan siswa SMK Islamiyah Ciputat kali ini adalah yang kedua kalinya.

“Kunjungan ini merupakan bagian dari belajar praktik lapangan. Praktik kerja lapangan bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik untuk terjun di bidang usaha dan industri,”

Kini, siswa sedang duduk di bangku kelas 10. Muhammad berharap, praktik kerja lapangan dapat meningkatkan kompetensi siswa. Sebagai satu-satunya SMK yang memiliki kefokusan di Teknik Komputer dan Jaringan di Tangerang Selatan, Muhammad menginginkan siswanya memiliki pengalaman yang matang di dunia usaha dan pendidikan.

“Kunjungan kali ini tentu akan bermanfaat bagi siswa, sekaligus menambah wawasan siswa SMK Islamiyah Ciputat tentang dunia kampus dan perkuliahan,” pungkasnya.

Rabu, 10 Februari 2010

KUNJUNGAN FPPT JABAR ke STIKES Cirebon




Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi – JABAR (www.fppt.or.id) yang dipimpin oleh Ketua Umumnya Drs. Arief Djuanda Trisnawan adalah forum komunikasi perpustakaan yang memiliki gambaran umum kerja sama teknis penyelenggaraan perpustakaan dan peningkatan layanan informasi di bidang perpustakaan antar lembaga perguruan tinggi di jawa barat. Sabtu ini (29/01/10), para anggota FPPT Jabar yang terdiri dari ITB, UNISBA, dan IT Telkom mengunjungi STIKES Cirebon yang pada bulan Desember 2009 lalu mengalami musibah kebakaran yang menghanguskan hampir 90 persen ruangan perpustakaan yang dimilikinya. Beberapa koleksi buku, perangkat komputer, serta jurnal pun ikut terbakar. Akibatnya kegiatan perpustakaan terhenti selama lebih dari 30 hari.

Sebagai bentuk kepedulian antara sesama anggota FPPT Jabar, maka beberapa anggota FPPT seperti IT Telkom dan ITB menyumbangkan beberapa fasilitas seperti PC dan koleksi buku yang menunjang untuk koleksi umum perpustakaan.

Menurut Linawati, Spd – Ka. UPT STIKES Cirebon kejadian ini berlangsung pada malam hari dan diakibatkan oleh hubungan pendek arus listrik.

“ Semua koleksi kami terbakar dan hanya sebagian saja yang dapat diselamatkan. Kegiatan perpustakaan pun kami hentikan dan selama proses penghentian tersebut, maka ruang perpustakaan secara bertahap dipindah ke bangunan lain yang terletak di bagian depan kampus. “ ungkapnya.

Lebih lanjut Linawati mengucapkan terima kasih kepada FPPT Jabar yang konsisten membantu serta peduli agar perpustakaan di STIKES Cirebon ini dapat beroperasi normal meski sebagian koleksi bukunya hilang.

Sementara itu Drs. Arief Djuanda Trisnawan – KETUM FPPT Jabar menjelaskan maksud tujuan dari pemberian bantuan tersebut.

“ Kita berusaha untuk menunjukan rasa peduli kita pada sesama anggota. Hal ini merupakan kejadian yang pertama dimana kita menyumbangkan materi kepada sesama anggota. Karena biasanya kita hanya menyumbangkan ide dan pendapat-pendapat seputar hal perpustakaan dan pengelolaanya. “

Dalam kunjungan ini IT Telkom diwakili oleh Dr. Yani Nuraeni – Ka. UPT IT Telkom dan Dedi Sugiri dari Unit Logistik.

IT Telkom Ulas Gagasan Techno Park di Rakor Kementrian Kominfo



Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) ulas gagasan Bandung Techno Park pada Rapat Koordinasi (Rakor) Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui video conference (Vicon), Rabu (3/2).Rakor dihadiri jajaran kementrian Kominfo, beserta kalangan perguruan tinggi, kalangan Lipi, industry dan UPT-UPT yang berada dibawah naungan Kominfo. Pada kesempatan tersebut, IT Telkom melakukan presentasi pada pukul 20.20 WIB.

Presentasi diawali dengan sambutan oleh Presiden Direktur Yayasan Pendidikan Telkom, Dr. Herry Kusaeri. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan konsep Techno Park oleh Dekan Fakultas Teknik Elektro dan Komunikasi (Penanggung Jawab Bandung Techno Park) dan Direktur Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir, Ir. Miftadi Sudjai, MSc.

Pada paparannya melalui vicon, Jangkung menjelaskan tentang konsep Bandung Techno Park yang telah dicanangkan pada 12 Januari 2010.

“Bandung Techno Park merupakan kerjasama IT Telkom dengan Departemen Perindustrian Republik Indonesia. Sementara ini, ada dua lembaga yang dipersiapkan menjadi bagian dari BTP, yakni Unit Pelayanan Teknis Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPT TIK) dan Pusat Desain Telekomunikasi (PDT),”

Rencananya, pembangunan Bandung Techno Park terdiri dari enam buah cluster yang terdiri dari Gedung utama, Gedung R&D, Gedung Training (UPT Telematika), dan beberapa ruang pembinaan. Sedangkan fokus bisnis BTP ada 8 (delapan) bidang yakni Research dan Development (R&D), Educational Training, Consultancy, Facility Provider, Business Mediation, Information Distribution, Certification, dan Production Support. Bandung Techno Park memiliki konsep strategis. Jangkung menyebutnya konsep ABG, Academic- Business- Government.

Senada Jangkung, Miftadi menjelaskan,

“Hubungan yang sinergi antara kalangan akademik- industri- pemerintah mendukung pertumbuhan industri lokal melalu transfer teknologi, joint research dan regulasi,”

Jelasnya, kekuatan perguruan tinggi ada pada kegiatan riset. Dengan demikian Techno Park bisa menjadi outlet riset. Bandung Techno Park bukan hanya milik IT Telkom atau keluarga besar Telkom. Namun terbuka bagi perguruan tinggi dan pihak lain.

Pada diskusi singkat melalui vicon tersebut, Lukman Hakim dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengakui gagasan dan konsep techno park menarik untuk diikuti. Ia pun mempertanyaakan adakah kemungkinan bagi LIPI untuk dapat bergabung.

Menjawab pertanyaan tersebut Miftadi mengatakan,

“Sangat bisa. Karena sementara ini IT Telkom dengan LIPI Bandung pun melakukan riset bersama. Kami juga punya banyak aplikasi software yang dapat diaplikasikan di LIPI,”

Kerjasama berarti perluasan dari kegiatan Bandung Techno Park. Diharapkan, dapat memberikan kontribusi dalam membentuk masyarakat informasi yang mampu mengelola dan memanfaatkan informasi bagi jalannya roda ekonomi nasional.

Selasa, 02 Februari 2010

BTP Mampu Lirik Potensi Lokal

Kurang lebih satu juta aplikasi telah dihasilkan oleh kreator teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Tentunya kondisi ini membawa angin segar bagi perkembangan TIK Indonesia. Knowledge based economy menjadi tantangan TIK di era konvergensi. Tentu kondisi ini membutuhkan dukungan masyarakat berbasis informasi guna menggerakan roda ekonomi nasional di bidang Informasi dan Telekomunikasi. Inilah yang menjadikan inpirasi tersendiri bagi terbentuknya Bandung Techno Park. Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Industri Alat Tranporttasi dan Telematika Departemen Perindustrian Republik Indonesia, Dr.Ir. Budi Darmadi, menyampaikan,

“Jika Bandung Techno Park mampu melirik potensi kreator lokal, maka aktivasinya cukup besar. Hampir semua jenis bisnis membutuhkan perangkat TIK,”

Jelasnya, pertumbuhan industry TIK kini mencapai 8% pertahunnya. Sedangkan pertumbuhan ekonomi sekitar 4 %. Ini membuktikan industri ICT bergerak terus. Beberapa Industri ICT kini bergerak ke arah teknologi wireless broadband access. Teknologi ini didominasi oleh teknologi WiMax. Tentu akan ada regulasi pemerintah terhadap pergerakan ini menyusul kemuadian. Untuk tahap sekarang fixed wireless sedang di set up menjadi mobile wireless.

“Pergerakan TIK menyebabkan capital expenditure kita mencapai 40-60 trilyun tahun lalu. Sayangnya, belum termanfaatkan dengan baik. Maka selayaknya menjadi kesempatan bagi kita,” papar Budi.

Ia mengungkapkan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pemerintah mulai melirik pada potensi dunia akademik. Pun, ia meyakini BTP bisa menjadi andalan yang berupa sektor grup yang dapat menghasilkan produk. Ia meyakini, masih banyak inovasi yang bisa digali dan meramaikan industri kreatif TIK.

BTP memang proyek strategis. Pasalnya, persediaan sumber daya terkonsentrasi di satu tempat, yakni ditengah konsentrasi lingkup akademik. Sehingga dipastikan BTP dapat beroperasi lancar. Menurut Budi, modal utama BTP yakni sumber daya manusia (SDM).

“Pada dasarnya industri TIK membutuhkan tenaga ahli yang mampu menciptakan hardware dan software. Sumber daya yang terkonsentrasi hanya mampu dilakukan di dekat pusat-pusat perguruan tinggi dan pabrik. Keduanya telah memiliki teknologi canggih,” jelas Budi.

Keunikan TIK yakni tidak mengutamakan sumber daya alam. Industri TIK lebih mengutamakan sumber daya kreativitas dan kerja otak. Ini jelas beda dengan jenis industri lainnya. Jika industri TIK ingin maju maka infrastrukturnya IT harus ditingkatkan. Untuk peningkatan infrastruktur tentunya membutuhkan investasi. Jelas Budi, sementara ini dana milik pemerintah diinvestasikan untuk pengembangan industri kecil dan menengah. Pemerintah pun tengah mengembangkan jaringan untuk kegiatan riset.

“Optimis, BTP harus menjadi pusat aktivitas yang berkualitas guna meramaikan industri TIK,” pungkasnya.

Senin, 01 Februari 2010

Penandatanganan Prasasti Bandung Techno Park



Menteri Perindustrian Mohamad S. Hidayat telah menandatangani sketsa prasasti peresmian Pusat Desain Telekomunikasi (PDT) yang bertempat di Kampus Institut Teknologi Telkom (IT Telkom). PDT merupakan langkah awal menuju Bandung Techno Park (BTP).

Acara peresmian PDT dan pencanangan Bandung Techno Park sudah dilaksaanakan sebelumnya di Gedung Learning Center IT Telkom, Selasa (12/1). Namun saat itu MS Hidayat berhalangan hadir dan diwakilkan oleh Direktur Jenderal Industri Alat Tranporttasi dan Telematika Departemen Perindustrian Republik Indonesia Dr. Budi Darmadi. Akhirnya MS Hidayat menandatangani sketsa prasasti tersebut di Kantor Departemen Perindustrian Republik Indonesia, Selasa (19/1). Selain Budi, penandatanganan sketsa juga disaksikan oleh Dekan Fakultas Elektro dan Komunikasi IT Telkom sekaligus Penanggung Jawab BTP, Ir Jangkung Raharjo.,MT; Wakil Rektor Bidang Umum IT Telkom, Hendratno, SE., Akt, Peresiden Direktur Yayasan Pendidikan Telkom, Dr. Herry Kusaeri, dan Dosen IT Telkom, Iwan Iwut Tritoasmoro.

Prosesi penandatanganan berlangsung singkat dan berkesan. Kemudian dilanjutkan dengan acara raamah tamah.