Kamis, 03 Juni 2010

INDECT 2010 Membangun Kekuatan Industri di Indonesia Pada Era Pasar Bebas (ACFTA/WTO)


Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) kembali menggelar Industrial Engineering Conference on Telekomunication (INDECT) 2010. Acara berlangsung di Gedung Serba Guna (GSG) kampus IT Telkom, Rabu (2/6). INDECT kali ini mengusung tema Membangun Kekuatan Industri di Indonesia Pada Era Pasar Bebas (ACFTA/WTO). Menghadirkan Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi dan Sumber Daya Industri`Dr. Ir. Abdul Wahid, M.Sc, sebagai keynote speech, dan beberapa pembicara di antaranya Komisaris PT. Adoro Energy dan PT. Pembangunan Jaya Ancol , Tbk, Palgunadi T. Setyawan, Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Ramli dan Kepala Biro Perencanaan Kementrian Perindustrian, Imam Haryono.


Dalam keynote speech-nya, Abdul menekankan pada pentingnya kebijakan pengembangan industri telematika di Indonesia dalam membangun kekuatan industri di Indonesia paada era pasar bebas. Disampaikannya, pada program pengembangan jangka panjang 2010-2020 Indonesia diarahkan pada terciptanya basis produksi industri telematika yang mampu mengisi pasar regional maupun global.

“Langkah strategis untuk mempercepat pertumbuhan industri telematika adalah dengan menetapkan industri pendorong pertumbuhan. Diantaranya memfokuskan pada industri perangkat keras dan lunak komputer, industri peralatan telekomunikasi , industri semi konduktor, industri komponen dan modul strategi pengembangan setiap jenis industri disesuaikan dengan karakteristiknya masing-masing,”

Di era perdagangan saat ini, proses transaksi antar negara menjadi semakin mudah. Dengan pesatnya pertumbuhan industry telematika akan mendukung industry manufaktur. Dengan demikian, penguatan daya saing mutlak diperlukan untuk bertahan dari ancaman ketatnya persaingan.

“Dalam menghadapi era pasar bebas, perlu adanya komitmen secara menyeluruh dari instansi, asosiasi dan lembaga untuk memenuhi faktor-faktor pendukung yang diperlukan dalam rangka meningkatkan daya saing industri dalam negeri,” kata Rizal Ramli saat menyampaikan orasinya di konferensi tersebut.

Tak dipungkiri, nyatanya produk asing masih merajai pasar dalam negeri. Hal ini patut diantisipasi dengan komitmen kuat. Besarnya jumlah penduduk Indonesia menjadi modal bagi pertumbuhan industri di Indonesia. Termasuk IKM yang berbasis padat iptek dan daya kreatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar