Kamis, 24 Juni 2010

IT Telkom Siap Tanding di KORINDO 2010

Mahasiswa Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) siap bertanding di ajang bergengsi, Kompetisi Roket Indonesia (KORINDO) 2010. Mereka adalah Fani Wijayanto (D3 TT 2007), Bernard ramanda (D3 TT 2007), Adi Sugeng Priyadi (D3 TT 2007), Ridwan (D3 TT 2007), Ericka Kusumasari (D3 TT 2007), Desi Ayu Listyani (D3 TT 2007), dan Eko Rahayu (D3 TT).


KORINDO 2010 diselenggarakan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M) Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), bekerja sama dengan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN). KORINDO diikuti oleh mahasiswa dari seluruh Indonesia. Peserta harus mengikuti tiga proses evaluasi keikutsertaannya, yakni tahap evaluasi proposal, workshop muatan roket yang akan dipandu oleh tim teknis kontes, dan evaluasi masa perlombaan. Proses perlombaan berlangsung selama tiga hari, Sabtu-Senin (26-28/6).

Salah satu peserta, Eko, mengaku kalau ia dan kawan-kawannya tengah mempersiapkan untuk pertandingan mendatang.

“Kami berharap semoga segala sesuatunya berjalan lancar sesuai dengan rencana yang sudah dipersiapkan. Pasalnya, setahu saya IT Telkom baru pertama kali ikut serta dalam KORINDO 2010,” kata Eko.

Dinyatakannya,

“Kampus kami, IT Telkom, sangat mendukung keikutsertaan kami dalam KORINDO 2010. Dukungan yang paling dirasakan adalah dukungan dana, mengingat alat yang dibutuhkan cukup mahal bagi kami,”

Tema KORINDO 2010 tahun ini adalah Homing Meteo Payload. KORINDO kali ini menantang peserta untuk membuat payload atau muatan roket yang berbentuk tabung slinder berisi rangkaian elektronik an system akuator robotic yang berfungsi sebagai perangkat telemetri untuk meteorology yang memiliki system akuator berbasis robotic yang mampu membawa kaembali system payload ini ke target tertentu di zona pendaratan. Nantinya, payload ini akan dimuatkan dan diluncurkan dengan menggunakan system roket yang disiapkan penyelenggara lomba. Saat payload dan roket diluncurkan pada ketinggian tertentu, sekitar 800 meter, system payload akan terpisah otomatis dari system roket. Pada saat inilah system payload bekerja penuh dengan mengaktifkan system self potitioning untuk mengarahkan payload kembali menuju HOME atau target tempat mendarat. Peserta, di Ground Segment, harus melakukan intervensi pengendalian payload untuk mencapai target melalui system komunikasi yang menyatu dengan sistem telemetri payload.

Kabarnya, penilaian utama lomba adalah seberapa akurat payload dapat mencapai sasaran secara mandiri maupun dengan bantuan operator di Ground Segment. Penilaian dilakukan secara kualitatif dengan metode yang ditentukan.

3 komentar:

  1. maaf semuanya bukan anak TT tapi D3TT maaf karena sangat berbeda!!!!

    BalasHapus
  2. Oke thanks Nurmajid,
    mungkin pemberitahuan ini juga berlaku bagi siapapun/kalangan mahasiswa/sebagai narasumber, untuk memberitahukan secara lengkap identitas masing-masing dengan jelas saat interview berlangsung.

    BalasHapus