Rabu, 23 Desember 2009

JPPA OSN, Jalur Untuk Siswa Berprestasi

Ada kabar gembira datang dari Seleksi Mahasiswa Baru Bersama (SMBB) Telkom 2010. Beda dengan tahun lalu, SMBB 2010 kini membuka Jalur Penelusuran Potensi Akademik (JPPA) Olimpiade Sains Nasional (OSN). JPPA OSN merupakan jalur seleksi calon mahasiswa baru tanpa tes khusus bagi peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN).

Sejak November lalu, JPPA OSN telah disosialisasikan ke Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional (Dikdasmen Depdiknas), oleh para pimpinan perguruan tinggi Telkom.Yakni, Rektor Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), Ir. Husni Amani, MM.,MSc, Direktur Politeknik Telkom Ir. Ahmad Tri Hanuranto, MT, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Institut Manajemen Telkom (IM Telkom)Ir. Sulaeman, MM, Dekan Fakultas Sains sekaligus Ketua SMBB 2010 Drs. Danang Mursita, Msi, Dosen IT Telkom, Drs. Jondri, Msi dan Utari Wijayanti, Skom., Msi. Saat itu mereka disambut langsung oleh Direktur Pembinaan SMA Dikdasmen Depdiknas, Dr. Sungkowo M, di Ruang Rapat Gedung B kantor Direktorat Pembinaan SMA Dikdasmen Depdiknas.

“Ada delapan bidang yang dikompetisikan dalam OSN. Diantaranya, olimpiade Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Komputer, astronomi, ekonomi dan kebumian. Tentunya, siswa berlomba mengukir prestasi yang luar biasa. Ilmu-ilmu dasar tersebut mengalami perkembangan di kancah internasional. Lagi pula bidang tersebut cukup diminati siswa di tingkat daerah dan perkotaan. Di tingkat provinsi, kurang lebih 900 siswa diikutkan pada olimpiade tingkat nasional,” papar Sungkowo, Kamis (5/11).

Ia sangat menyambut program beasiswa tersebut. Jelasnya, pemerintah memang mewajibkan perguruan tinggi untuk bisa menerima para juara ini untuk menjadi salah satu mahasiswanya. Disamping itu, pemerintah juga menjamin siswa berprestasi untuk mendapatkan beasiswa. Ihwal JPPA OSN ia menilai, satu upaya IT Telkom dalam menjaring siswa SMA berbakat di bidangnya untuk dijadikan mahasiswa IT Telkom.
“Dikdasmen Depdiknas menyambut baik upaya IT Telkom tersebut. Ini berarti, IT Telkom cerdas dalam mencari bibit unggul,” ujar Sungkowo.

Berdasarkan pemantauannya, 2,5-5% siswa Indonesia termasuk bibit unggul. Ia optimis, mereka akan menjadi mahasiswa unggulan kebanggaan kampusnya. Apa lagi jika kampusnya membina mereka dengan baik. Ia menyarankan, IT Telkom dapat melakukan pembinaan yang disesuaikan dengan minat dan bakat mereka.

“Beasiswa dari IT Telkom akan memotivasi siswa untuk lebih berprestasi. Kendati bebas biaya kuliah, bukan berarti pula menjadi sombong dan terlena. Harus ada pemicu yang membuat mereka tidak berhenti berprestasi,” kata Sungkowo.

Siswa unggulan akan memberi pengaruh positif pada keberadaan institusi. Ia pun membenarkan,

“Keberadaan siswa berprestasi akan mendukung prospek perguruan tinggi ke depan, paling tidak mengangkat imejnya. Salah satu indikator perguruan tinggi menjadi WCU adalah keterlibatan mahasiswanya dalam berbagai kompetisi tingkat internasional. Baik itu di bidang seni ataupun sains,”

Jalur peneriman mahasiswa baru bisa dilakukan dengan berbagai cara. Tentunya cara tersebut sesuai dengan standar yang dimiliki perguruan tinggi masing-masing. Sungkowo mengungkapkan, sudah seharusnya perguruan tinggi berorientasi pada siswa berbakat. Sehingga dalam merekrut mahasiswa baru, perguruan tingga lebih menitik beratkan pada prestasi, bukan status sosial.



Kesepakatan IT Telkom- Dikdasmen Depdiknas

Bertempat di Ruang Multimedia Learning Center Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) Rabu (23/12), Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) dan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA) Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional (Dikdasmen Depdiknas), melakukan penadatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang beasiswa Pendidikan Sarjana (S1) dan Diploma (D3) bagi siswa peserta olimpiade sains. Kerja sama yang diwujudkan melalui Jalur Penelusuran Potensi Akademik Olimpiade Sains Nasional (JPPA OSN) pada Mahasiswa Baru Bersama (SMBB) Telkom 2010.

Dalam sambutan resminya, Dekan Fakultas Sains IT Telkom sekaligus Ketua SMBB 2010 Drs. Danang Mursita, Msi menyampaikan,

“JPPA OSN merupakan terobosan baru bagi IT Telkom. Peserta olimpiade sains telah mengharumkan nama Indonesia dengan prestasinya. Hal itu menginspirasi institusi pendidikan Telkom membuka jalur ini. Tujuannya, memberikan kesempatan pada siswa berprestasi meningkatkan kualitas SDM Indonesia”

Jelasnya, Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), memberikan beasiswa unggulan (bebas biaya pendidikan) bagi perserta JPPA OSN. Dengan catatan, peserta peraih medali emas OSN dan peraih medali (perunggu, perak dan emas) Olimpiade International diterima dengan beasiswa unggulan , tanpa biaya pendaftaran dan bebas memilih prodi. Sedangkan peserta OSN yang tidak mendapat medali, tapi sudah masuk camp, mendapat unggulan sebanyak 2 orang setiap program studi.

Beasiswa berupa pembebasan biaya kuliah selama menjadi mahasiswa di IT Telkom. Di semester-1, bebas dari semua biaya pendidikan. Bebas biaya kuliah berlanjut selama IPS (Indeks Prestasi Semester) minimal 3,50 pada setiap akhir semester. Jika IPS kurang dari 3,50; maka mahasiswa yang bersangkutan harus membayar Biaya Penyelenggaraan Pendidikan (BPP) semester berikutnya, dengan ketentuan jika 3,25 ≤ IPS <3,50 mahasiswa JPPA OSN wajib membayar 25% dari BPP yang ditentukan, jika 3,00 ≤ IPS <3,25 mahasiswa JPPA OSN wajib membayar 50% dari BPP yang ditentukan, dan jika IPS <3,00 membayar 100% dari BPP yang ditentukan. Namun jika pada semester berikutnya mahasiswa yang bersangkutan kembali dapat mencapai IPS „d 3,50, maka mahasiswa tersebut akan diberikan lagi pembebasan Biaya Pendidikan secara penuh. Sebagai gambaran besarnya nilai beasiswa yang diberikan bagi setiap mahasiswa adalah Rp. 56.000.000,-. Pendaftaran peserta JPPA OSN dimulai pada 14 Desember 2009 dan kelulusan akan diumumkan 25 Februari 2010.

Keberadaan siswa unggulan di IT Telkom tentunya akan memberi kontribusi positif pada institusi. Hal itu disampaikan Rektor IT Telkom, Ir. Husni Amani, MM.,MSc,

“Keberadaan siswa dengan kualitas di atas rata-rata memang menjadi nilai tambah bagi institusi. Karena akan menghasilkan lulusan-lulusan berkualitas yang bisa berkontribusi pada dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).” Ia menilai, siswa Indonesia memiliki potensi yang tidak kalah dengan bangsa lain.

Industri TIK merupakan salah satu industri yang tengah berkembangn pesat di dunia. Setiap tahunnya mengalami pertumbuhan. Mendukung hal tersebut Direktur Pembinaan SMA Dikdasmen Depdiknas, Dr. Sungkowo M menyarankan

“Pendidikan sudah saatnya mesti berprilaku TIK. Pembelajaran berbasis TIK menjadi tantangan bagi institusi pendidikan ,”

Jelasnya, ada tujuan yang hendak dicapai dan diupayakan Dikdasmen Depdiknas, yakni mendorong dan mengantarkan siswa ke prestasi puncak dan pemerataan peningkatan kualitas siswa. Dengan harapan, negara Indonesia bisa mengundang kekaguman bangsa lain.

1 komentar: