Jumat, 13 Agustus 2010

Sejak Dulu Indonesia Terapkan Satelit Komunikasi

Secara geografis, Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang berkontur alam pegunungan, dan terpisahkan oleh laut-laut. Kondisi ini menjadikan satelit cocok diterapkan di Indonesia untuk sistem komunikasi. Satelit komunikasi memiliki cakupan luas. Dibanding serat optik, penggelaran satelit prosesnya lebih cepat karena tidak perlu menarik kabel dan menggali tanah.


Sejak dulu, Indonesia sudah mengadopsi penggunaan satelit komunikasi. Tahun 1976, Palapa A1 diluncurkan. Pada saat itu Indonesia menjadi negara ketiga di dunia yang memakai satelit sebagai infrastruktur telekomunikasinya. Saat itu, beberapa Negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand belum melirik dunia persatelitan.

Setelah Palapa A1, Indonesia rajin meluncurkan satelit-satelit berikutnya. Sebut saja Palapa A2 (diluncurkan tahun 1977), Palapa B1 (diluncurkan tahun 1983), Palapa B2 (diluncurkan tahun 1984), Palapa B2P (diluncurkan tahun 1987), Palapa B2R (diluncurkan tahun 1990), Palapa B4 (diluncurkan tahun 1992), Palapa C1 (diluncurkan tahun 1996), Palapa C2 (diluncurkan tahun 1996), Indostar I (diluncurkan tahun 1997), Telkom-1 (diluncurkan tahun 1999), Garuda-1( diluncurkan tahun 2000), Telkom-2 (diluncurkan tahun 2005), INASAT-1 (diluncurkan tahun 2006), LAPAN-TUBSAT (diluncurkan tahun 2007), Indostar II (diluncurkan tahun 2009), dan Palapa D (diluncurkan tahun 2009).

Dewasa ini teknologi telekomunikasi di Indonesia berkembang ke arah broadband internet. Pada seminar teknologi “Satelit Broadband” yang digelar di Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), Jumat (6/8), disebutkan bahwa Broadband Satelit menjadi salah satu teknologi yang paling bisa diandalkan di Indonesia.

“Penggunaan satelit memberi manfaat lebih terhadap satelit komunikasi di Indonesia. Selain harganya lebih terjangkau, instalasi satelit lebih simpel dan cepat,” ujar praktisi telekomunikasi sekaligus Direktur Utama Global Mitra, Ir. Imam Mahdi, M.Eng.

Munculnya Broadband Satelit ini memungkinkan komunikasi dengan kapasitas besar dengan biaya ekonomis.

“Sistem komunikasi satelit ada karena bentuk bumi bulat. Satelit membentuk bagian penting teknologi yang ada dewasa ini, seperti komunikasi suara, video dan transmisi radio, satelit TV/DBS, navigasi (GPS), remote sensing untuk pemetaan dan satelit cuaca, dan internet. Teknologi broadband menjadi kekuatan di tengah tingginya kebutuhan akan kecepatan data karena akses internet,” papar praktisi telekomunikasi IT Telkom, Budi Prasetya, ST.,MT dalam seminar yang berlangsung di Multimedia Room Learning Center IT Telkom tersebut.

Satelit telekomunikasi membawa layanan komunikasi analog atau digital satu arah (broadcasting) maupun dua arah (telefoni maupun data). Satelit menjangkau secara instan ke seluruh daerah di permukaan bumi tanpa halangan dengan orbit LEO 100 KM sampai dengan ketinggian GEO/geostasioner 36.000 KM di atas bumi.

“Mayoritas satelit komunikasi berada dalam orbit geostasioner dengan ketinggian 35.768 Km. Sistem satelit beroperasi dalam band frekwensi microwave dan millimeterwave, dengan frekwensi antara 1-50 GHz,” jelas Budi.

Satelit komunikasi menjadi inti sistem komunikasi di negara kepulauan rupanya tak terelakkan lagi. Terbukanya saluran komunikasi jarak jauh berbasis komputer mempercepat proses pertukaran informasi. Hal itu akan menaikan produktivitas kerja yang berujung pada lancarnya roda pembangunan. Satelit komunikasi Telkom-3 milik Telkom Indonesia rencananya akan diluncurkan tahun 2011 untuk memenuhi kebutuhan saluran komunikasi di Nusantara berikutnya.

2 komentar:

  1. Jakarta, Aktual.com — Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi Jakarta Selatan, bakal memberlakukan sistem satu arah (SSA) di Terowongan Cikoko menuju Stasiun Cawang. Rekayasa lalu lintas ini untuk mengurangi kemacetan akibat penyempitan jalan di terowongan tersebut.

    “Hasil kesepakatan ini merupakan hasil koordinasi pada hari Kamis (30/7)
    Sudin Jaksel Bakal Terapkan Sistem Satu Arah di Terowongan Cikoko-Cawang

    BalasHapus