Geliat bisnis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia kian menggairahkan. Kondisi ini seharusnya sejalan dengan perkembangan kegiatan penelitian. Pada seminar dan workshop Research Topics Exchange, Kamis (23/12) dibahas beberapa topik penelitian TIK yang sejalan dengan Agenda Riset Nasional 2010-2014. Seminar dan workshop Research Topics Exchange diselenggarakan oleh Fakultas Pascasarjana Institut Teknologi Telkom (IT Telkom).
Ketua Dewan Riset Nasional, Prof. Dr. Andriyanto Handoyo, dalam keynote speech- nya memaparkan,
“Bidang TIK masuk dalam prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014. Adapun tema riset yang bisa dikembangkan antara lain tema telekomunikasi berbasis internet protocol (IP), Penyiaran Multimedia Berbasis Digital, Aplikasi Perangkat Lunak Berbasis berbasis Open Source, dan framework/platform Perangkat Lunak berbasis Open Source, Teknologi Digital untuk Industri Kreatif, Piranti TIK, Pengembangan SDM TIK, Pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi,”
Diakui Andriyanto, Indonesia masih memiliki kelemahan dalam membangun riset. Diantaranya kekurangan dana dan peralatan penunjang riset. Disamping itu, koordinasi dan hubungan antara peneliti dan industri belum terjalin maksimal.
“Sementara, penyandang dana penelitian terbesar adalah DIKTI Kemdiknas dan Kemristek. DIKTI Kemdiknas menitik beratkan pada Riset Akademik, sedangkan Kemristek yang menitikberatkan pada arah hilir,”
Menyoal hubungan antara peneliti dan industri, Andriyanto menilai, perlu ada jembatan antara peneliti dan industri agar hasil penelitian benar-benar dapat diindustrikan. Solusinya dengan membangun lembaga intermediasi dan inkubator bisnis. Kepada mitra industry, Andriyanto menyarankan,
“Perlu ada jalinan komunikasi jauh sebelum penelitian dilakukan supaya arah dan hasil riset memenuhi kebutuhan industri. Pula, memungkinkan untuk bersama-sama merangcang pekerjaan, memikirkan rencana produksi dan membantu tersedianya pembiayaan,”
Pun, Rektor IT Telkom, Ir. Ahmad Tri Hanuranto turut menyayangkan nasib riset-riset selama ini belum termanfaatkan secara maksimal. Malahan tidak sedikit riset yang berakhir menjadi buku dan paper.
“Kuncinya, buang arogansi diri. Baik dari sisi akademik maupun industri. Kita berharap kolaborasi antara peneliti dan industri terjalin baik karena sebetulnya keduanya saling membutuhkan,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar