Selasa, 26 Mei 2009

Romansa Budaya Pulau Dewata

Kemegahan pagelaran kesenian Bali, Romansa Budaya Dewata, sarat dengan suasana spiritual. Tidak mengundang rasa mistis, melainkan romantis meliputi nuansa gelap dan hening malam itu.



Sayup-sayup nyanyian Gita Utsawa menyambut tamu yang hadir pada Dies Natalis ke-17 Budaya Pulau Dewata di Gedung Serba Guna (GSG) Kampus Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) malam itu, Rabu (20/5). Pagelaran budaya tersebut diselenggarakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bali IT Telkom. Gita Utsawa merupakan kesenian khas Bali yang menyajikan paduan antara seni olah vokal, musik dan tari. Tarian ini merupakan sebuah tarian kreasi baru yang malam itu dibawakan oleh 5 mahasiswa dan mahasiswi IT Telkom.

“Romansa Budaya Pulau Dewata mengartikan sikap kepahlawanan yang sarat dengan kisah romantis cerita rakyat Bali,” ujar Ketua UKM Bali IT Telkom, Made Diuliana Sucipta Pedel.



Dikisahkan dalam Sendratari Ramayana “Hanoman Duta” pada penghujung acara Romansa Budaya Pulau Dewata, seorang Pangeran dari kerajaan Alengka yang bernama Rama, disuruh ibu tirinya untuk pergi ke hutan. Namun Rama tidaklah sendiri. Ia ditemani oleh adiknya, Laksmana, dan istrinya yang cantik bernama Sinta. Kecantikan Sinta membuat Rahwana ingin memiliki Sinta hingga suatu hari ia menculiknya dari Rama. Rama sedih, kemudian ia mengutus Hanoman untuk menemui Sinta. Kemudian Hanoman kembali menemui Rama dan memberitahukan tentang keberadaan Sinta. Kemudian Rama dan Rahwana akhirnya akhirnya bertempur dan dimenangkan oleh Rama. Rama dan Sinta pun akhirnya bersatu kembali.







“Romansa adalah cinta. Tak hanya kepada lawan jenis melainkan kepada sesama,” ujar Made Handi Iswara Pasek Wijaya, Ketua Dies Natalis ke-17 Budaya Pulau Dewata.











Pun, cinta berarti kegembiraan. Makna itu tersirat dalam seni Baleganjur, suatu seni yang yang dibawakan secara kolosal dengan penuh keriangan. Perpaduan antara suara Gambelan dan kombinasi gerakan unik dari 20 orang penabuh Baleganjur. Penabuh tidak hanya memainkan alat musik, melainkan menari layaknya ungkapan rasa riang.







Cinta juga berarti keindahan, kesempurnaan kehidupan dan alam raya.Tari Belibis, sebuah tarian kreasi baru tersebut menggambarkan kehidupan lima ekor burung Belibis yang salah satunya adalah jelmaan Prabu Angling Dharma. Kelima Belibis itu menari dengan penuh keindahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar