Rabu, 16 September 2009

Tunggu Dulu !


Upacara Peringatan HUT RI ke-64 IT Telkom




Segenap sivitas akademika dan mahasiswa Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) melakukan upacara peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-64, Senin (17/8). Upacara dimulai pukul 08.00 WIB dilapangan Rektorat Kampus IT Telkom. Bertindak sebagai pemimpin upacara saat itu adalah Wakil Rektor Bidang akademik, Dr. Rendy Munadi.

Di tengah suasana pagi yang cerah, Rendy menyampaikan pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia, Dr.H. Susilo Bambang Yudhoyono. Pidato itu menyampaikan betaapa pentingnya arti sejarah bagi kehidupan berbangsa dan bertanah air, serta mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama merefleksi perjalanan kehidupan bangsa Indonesia selama 64 tahun kebelakang.


Disebutkannya, ada tiga momen sejarah yang patut di renungkan, di antaranya adalah : Pertama, makna proklamasi kemerdekaan 1945dan bagaimana untuk senantiasa mengaktualisasikan semangat kemerdekaan di masa kini dan mendatang. Kedua adalah tentang kejadian lima puluh tahun yang lalu, yaitu dikeluarkannya Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 yang menjadi tonggak sejarah kembalinya bangsa Indonesia kepada Undang-undang Dasar 1945. Saat itulah masa-masa bangsa Indonesia ingin mencari sosok demokrasi yang diyakini paling tepat untuk negerinya. Dan ketiga, tentang peristiwa sepuluh tahun silam, 1999, yang menjadi awal dari era reformasi. Awal yang ditandai dengan dua hal penting yaitu pertama kalinya dilakukan amandemen terhadap konstitusi Undang-Undang Dasar 1945, dan berakhirnya Dwi Fungsi ABRI.

Pidato tersebut juga mengingatkan kembali tentang pilar-pilar kehidupan bernegara. Di antaranya Kemandirian, Daya Saing dan Peradaban yang unggul. Kemandirian adalah dasar dari kekuatan, ketahanan, dan kemampuan untuk terus maju sebagai bangsa baik secara politik, ekonomi, maupun militer oleh negara manapun. Pilar kedua adalah daya saing yang makin tinggi. Era globalisasi sarat dengan persaingan dan tantangan. Namun, bangsa yang unggul adalah bangsa yang produktif dan inovatif, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, cerdas mengambil peluang, serta berani menghadapi perubahan. Pun, harus mampu membangun peradaban bangsa yang unggul dengan terus mempertahankan nilai, jati diri dan karakter bangsa yang luhur dan terhormat. Untuk melaksanakannya, perlu pemikiran dan karya besar bangsa ini. Artinya, sudah saatnya kita menjalankan grand strategy pembangunan ekonomi yang lebih tepat. Krisis ekonomi yang terjadi cukup menjadi pelajaran sehingga menelurkan pikiran-pikiran besar tentang arah dan strategi pembangunan ekonomi.

Maksudnya, pembangunan ekonomi Indonesia harus memadukan pendekatan sumber daya (resources), pengetahuan (knowledge), dan budaya (culture) Indonesia. Pertumbuhan ekonomi disertai pemerataan, growth with equity supaya benar-benar membawa rasa adil. Bangsa Indonesia harus memperkuat ekonomi dan pasar dalam negeri. Sumber pertumbuhan ekonomi tidak boleh hanya tergantung pada kekuatan ekspor. Setiap daerah harus menjadi kekuatan ekonomi lokal. Ekonomi nasional mesti dikembangkan berdasarkan keunggulan komparatif (comparative advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage).

Ihwal teknologi disebutkan, kuncinya adalah inovasi teknologi yang harus dilakukan secara terus-menerus dan fundamental. Bangsa yang inovatif, adaptif dan produktif akan mampu menjaga kelangsungan hidupnya. Di sini menonjol peran penelitian, pengembangan dan aplikasi teknologi serta budaya unggul dan kewirausahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar