Senin, 26 Oktober 2009

Seminar “Vacancy Training : Siap Menghadapi World Class University”

Infocom Career Development Center Institut Teknologi Telkom menggelar seminar “Vacancy Training : Siap Menghadapi World Class University”. Seminar berlangsung di Gedung Serba Guna kampus IT Telkom, Senin (26/10). Menghadirkan beberapa pembicara, yakni Direktur Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir, Ir. Miftadi Sudjai, MSc ;Senior Architel ASIA (TIBCO Software), Rully Achdiat dan Human Capital Department PT. Pasifik Satelit Nusantara, Agustin B.Prabowo. Seminar tersebut mengupas tuntas kiat sukses meraih peluang kerja di tengah trend dunia kerja dan industri teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Alumni harus dapat mempersiapkan diri memasuki dunia kerja dan mampu bersaing secara sehat dengan lulusan-lulusan dari lembaga pendidikan lain. Sebagaimana disampaikan Agustin, semakin pesat perkembangan dunia pendidikan menyebabkan tingginya persaingan antar lulusan-lulusan perguruan tinggi Indonesia.



“Banyak perguruan tinggi yang memiliki kurikulum yang baik dan menghasilkan lulusan-lulusan yang baik pula. Namun, banyak lulusan berkualitas yang tetap tidak lolos pada saat seleksi penerimaan karyawan,” kata Agustin.

Lalu mengapa demikian?

Menurut Agustin, ada beberapa penyebab yang menjadikan pelamar tidak lolos dalam proses seleksi karyawan. Boleh jadi, hasil wawancara menunjukan si pelamar belum memiliki kompetensi yang sesuai dengan kualifikasi perusahaan. Atau, perusahaan mensinyalir adanya indikasi kebohongan yang dilakukan pelamar karena biasanya interviewer/ HRD melakukan cek referensi. Atau malah adanya faktor subyektifitas interviewer mengambil suatu keputusan. Kunci sukses interview menurut Agustin, adalah etika dan pengetahuan yang baik.

“Kuncinya adalah skill dan pengetahuan yang bagus, keahlian bernegosiasi dan mempunyai attitude dan aptitude yang baik,” pungkas Agustin.

Lain halnya Miftadi, ia menilai trend dunia kerja dipengaruhi juga oleh trend industrinya. Tengok saja trend Industri TIK di Indonesia yang kian kompetitif. Mulai dari perangkat, aplikasi dan layanan.

“Di Indonesia, terjadi downturn di sektor industri telekomunikasi akibat perang tarif. Jika revenue dan investasi turun maka peluang kerja baru berkurang, demikian pula sebaliknya,” kata Miftadi.

Namun berdasarkan pengamatannya, industri IT tetap tumbuh tinggi terutama di sektor IT Solution. Bahkan mulai 2010, teknologi dan jaringan WiMax diharapkan dapat menggairahkan kembali industri telekominikasi dan menciptakan peluang kerja baru. Guna menyikapi tantangan dan peluang dunia industri, Miftadi menyarankan agar lulusan perguruan tinggi dapat melengkapi dirinya dengan keahlian-keahlian terbaru yang dibutuhkan industri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar