Rabu, 10 Juni 2009

Inspirasi Tentang Mimpi dan Harapan


Mungkin benar yang dikatakan filsuf empirisme dari Inggris, John Lock, tentang pentingnya sebuah mimpi dan harapan. “Where all is but dream, reasoning and arguments are of no use, truth and knowledge nothing,”.
Lumrah saja jika manusia banyak bermimpi. Bagaimanapun juga, mimpi menentukan kesuksesan seseorang. Namun jangan cuma bermimpi, karena mimpi hanyalah sebuah motivasi untuk mewujudkan tujuan yang dicita-citakan. Lalu bagaimana cara mewujudkan impian?

Diinspirasikan Dosen Universitas Indonesia, Saras Dewi, M.Hum, pada Seminar Reflection of Life di Gedung K Kampus IT Telkom Mei lalu, Minggu (17/5),

“Diawali dengan keyakinan terhadap diri sendiri dan berani melangkah. Kemudian mau bekerja keras dengan disiplin, pantang menyerah dan mau belajar dari pengalaman,”

Penulis sekaligus penyanyi itu pun mengartikan percaya diri sebagai kesadaran untuk menghargai dan berbangga atas kemampuan diri. Jika merasa berbeda dengan orang lain maka tidak perlu berkecil hati atas perbedaan tersebut. Karena keberhasilan seseorang ditentukan oleh bagaimana kita menyikapinya tersebut,


“Kuncinya bermental positif. Jangan pernah pesimis dan putus asa. Supaya tetap bersemangat dalam memperjuangkan mimpi, kelilingi dirimu dengan keluarga atau teman-teman untuk menyemangati perjuanganmu. Selalu senantiasa sabar dalam berusaha dan berdoa. Jika tujuan sudah tercapai jangan cepat puas dan sombong karena kesuksesan itu tidak instan, tapi harus dirintis,” papar Saras.

Begitupun dalam menghadapi kompetisi. Menurut Saras, berkompetisi dengan orang lain memungkinkan untuk mengevaluasi diri dan senantiasa selalu memperbaiki kekurangan.

“Kompetitor adalah motivator yang dapat merangsang kita untuk terus berusaha. Tapi ingat, jangan sampai jatuh pada kompetisi yang tidak sehat,”

Saras pun menginspirasikan pemikiran Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama,


“Making your mark on the world is hard. If it were easy, everybody would do it. But it’s not. It Takes patience, it takes commitment and it comes with plenty of failure along the way. The real test is not whether you avoid this failur. Because you won’t. It’s whether you let it harden or shame you into inaction or whether you learn from it. Whether you choose to persevere,”



Mencermati kegagalan tidak dengan rasa takut. Saras menilai, kegagalan adalah proses alamiah dari perjalanan hidup seseorang. Rasa takut terhadap kegagalan bukan berarti membuat seseorang terisolasi dari kesempatan untuk melangkah.



“Kegagalan adalah pembelajaran untuk maju kemudian hari. Ketidakpuasan seringkali disebabkan oleh sesuatu yang menghambat kebahagiaan. Namun, dengan mengenal pasti kebahagiaan yang ingin dicapai maka akan menjadi kemudahan untuk menetapkan suatu tujuan, ” ujar Saras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar