Senin, 28 Februari 2011

Seminar Profesi, Bincang-bincang Peluang Menantang



Gelisah menjelang lulus kuliah? Tenang, lapangan kerja tidak akan pernah habis. Terlebih lagi jaman sekarang kesempatan cari proyek cukup besar seiring dengan tingginya kebutuhan industri. Bahkan saat dunia bisnis kreatifitas menggeliat, berjuta peluang menantang pun mampir di depan mata.

Aziz Sidqi (General Manager Unit Enterprise III Telkom), Roni Sutrisno (Konsultan Proxis), Imam Rozali (Dosen IT Telkom), Indra Purnama (Pendiri Barapraja), dan Topan Priyanto (Manajer Bandung Animedia) membahas peluang profesi bagi lulusan teknik industri pada Seminar Keprofesian (IMA, ISO, ERP, SCM, Otomasi dan Content Developer). Bertindak sebagai moderator, Dekan Fakultas Rekayasa Industri, Ir. Wiyono, MT. Acara berlangsung di GSG kampus IT Telkom, Sabtu (19/2), diikuti oleh mahasiswa fakultas Rekayasa Industri IT Telkom.

Aziz Sidqi, Bermodal Kemampuan Marketing


Sebagai lulusan Teknik Industri IT Telkom, Azis Sidqi awalnya ingin berkecimpung di dunia pengembangan sumberdaya manusia. Namun nasib berkata lain. Potensinya di bidang marketing malah membawanya bekerja sebagai account manager di PT.Telkom.

“Kalau bekerja di Telkom, orang yang menyukai tantangan akan cepat sukses,” kata Aziz.

Kini, Aziz menjabat General Manager Unit Enterprise III di Telkom. Selain kemampuan marketing, posisi menejer membutuhkan kemampuan leadership skill, softskill, dan appreciate skill yang baik. Pun, ia mau seorang yang mau berusaha, mampu bekerja tim serta mempunyai etika yang baik. Bagi Aziz, teknik Industri yakni bagaimana mengoptimalkan sumber daya untuk mengambil manfaat sebanyak-banyaknya.


Indra Purnama, Dua Kali Gagal Tak Menyerah


Membangun perusahaan tak semudah membalikan telapak tangan. Ada kalanya untung, ada kalanya rugi bahkan ada kalanya bangkrut. Adalah Indra Purnama, pengusaha muda yang pernah mengalami dua kali kebangkrutan. Menyerahkah Indra?

“Tidak. Saya tidak putus asa walaupun sempat stres juga. Bayangkan saja, saya membangun PT Convergain Indonesia dan CV Syamudra Perkasa. Keduanya bangkrut dalam waktu bersamaan. Padahal ketika itu isteri saya sedang hamil. Saya pun harus memutar otak bagaimana supaya anak saya tidak kelaparan nantinya,” papar Indra disela canda yang blak-blakan.

Kemudian ia pun membangun usaha lagi. Sebuah perusahaan yang focus pada pemanfaatan teknologi seluler dan internet, PT. Barapraja Indonesia. Berdasarkan pengalamannya, tantangan bagi seorang technopreneur adalah marketing. Kepada peserta seminar Indra berbagi tips,

“Kita bebas menentukan arah wirausaha yang kita pilih. Entah itu mengarah pada proyek, produk atau layanan. Setiap arah tentunya ada kelebihan dan kekurangan. Arah proyek, kelebihannya bisa dimulai dengan modal yang sedikit atau tanpa modal sama sekali, setelah deal baru ada modal. Arah produk, harus punya modal namun pendapatan lebih mudah diprediksi namun kurang stabil. Sedangkan arah layanan membutuhkan modal tinggi namun pendapatan lebih stabil,” jelas Indra.


Topan Priyanto, Tergiur Bisnis Animasi Karena Hobi


Industri kreatif menjadi perhatian banyak negara, termasuk Indonesia. Potensinya pun jelas diperhitungkan. Di Korea, inudstri animasi diproyeksikan akan melebihi manufaktur. Di Jepang, industri konten menjadi industri popular. Yakin dengan hobinya membuat animasi, Topan Priyanto mendirikan Bandung Animedia.

“Saya melihat perkembangan animasi saat ini kian pesat. Peluang ini tampak dari minat masyarakat terhadap film animasi dan games,” papar Topan.

Menurutnya, modal membuat animasi memang lumayan besar. Bahkan, salah satu rumah produksi di Indonesia pernah membuat fil animasi dimana investasinya mencapai 8 milyar. Namun dengan maraknya industri kreatif, bukan hal yang mustahil kelak bisnis ini akan menjadi bisnis menjanjikan kapitalisasi.



Roni Sutrisno, Jika Ingin Jadi Konsultan




Sudah lama Roni Sutrisno wara-wiri membawa bendera Proxis untuk menangani masalah manajemen perusahaan terkemuka di Indonesia. Pun, IT Telkom menggunakan jasanya dalam konsultansi penerapan ISO 9001 : 2008.

“Konsistensi. Hal utama yang harus dimiliki jika ingin menjadi konsultan professional. Sedangkan kemampuan marketing menjadi nilai tambah penting,” ungkap Roni. Konsultan kerap dianggap ahli sehingga konsultan dilibatkan dengan masalah internal perusahaan.

Saran Roni, hal yang harus dipersiapkan menjadi konsultan manajemen adalah kemampuan komunikasi bahasa Inggris, kemampuan komunikasi dengan klien, kemampuan memperkaya network, kemampuan menangani masalah, dan pastinya kemampuan softskill.

Imam Rozali, “Sertifikasi Bikin Kamu Beda,”

Jumlah lulusan setiap tahun bertambah. Persaingan dunia kerja semakin ketat. Untuk memperoleh suatu pekerjaan membuat lulusan harus pintar-pintar mencari kelebihan agar dirinya berbeda.

“Dalam dunia karir, sertifikasi itu penting. Sertifikasi keahlian menjadikan seseorang berbeda. Ada nilai lebih,” ungkap dosen Teknik Industri IT Telkom, Imam Rozali.

Rupanya, menyandang sarjana saja belum cukup untuk menghadapi persaingan dunia kerja. Dengan sertifikasi tentu akan meningkatkan produktivitas kerja. Kepada mahasiswa Imam berpesan untuk terus optimis dalam menghadapi persaingan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar