Selasa, 08 Februari 2011

Solusi untuk Reformasi Akademik



Wajah pendidikan di Indonesia selama ini masih berujung pada tujuan ekonomi. Ini menjadi efek samping negatif dari pendidikan, misalnya maraknya koruptor yang muncul dari kalangan orang berpendidikan. Wancana ini menjadi sentilan Dekan Fakultas Rekayasa Industri, Wiyono, Ir.,MT terhadap masalah pendidikan di Indonesia.

“Orientasi ekonomi dan dunia kerja menjadi dampak negatif dari sistem pendidikan di Indonesia. Dunia pendidikan seolah terjebak dalam idealisme dan pragmatisme,” ucap Wiyono, dalam RAKOR Akademik IT Telkom di gedung K kampus IT Telkom, Rabu (2/2).

Jelasnya, secara makro kebutuhan masyarakat dan industri terkait technical skill dan personal quality lulusan sangat beragam. Salah satunya mengutamakan kemampuan entrepreneurship.

“Ada beberapa solusi untuk mereformasi bidang akademik di IT Telkom, yakni artikulasi dalam skala penilaian, integrasi penyampaian mata kuliah dan revitalisasi link and match,” ungkapnya.

Artikulasi dalam skala penilaian, disampaikan Wiyono, maksudnya secara internal merupakan panduan yang menunjukan usaha dan perilaku peserta didik. Contoh, penilaian A standarnya diberikan kepada peserta didik excellent, outstanding, leading, sharing, well prepared, serta well managed. Penilaian B, diberikan jika peserta didik berprestasi good- baik, diatas passing grade, aktif dalam e – learning, serta mengikuti ujian. Sementara C, disebut OK, jika peserta didik ada usaha untuk mendapat kebutuhan mendasar, serta score for effort - nilai untuk usaha. Sementara D disebut buruk, dan E dianggap gagal.

“Untuk mahasiswa dengan nilai D dan E, jangan diabaikan namun perlu treatment khusus. Jika perlu diberi training motivasi untuk mau memperbaiki diri. Jika tidak ada keinginan memperbaiki diri, kembalikan saja pada orang tuanya,” kata Wiyono.Untuk integrasi penyampaian mata kuliah, Wiyono mengungkapkan bisa diimplementasikan dengan adanya koordinator kelompok mata kuliah tertentu serta pengaturan pengerjaan ujian TA.

Menyoal revitalisasi link and match, bermaksud supaya antara pengajaran di kampus dengan kebutuhan industri lebih disesuaikan.

“Namun, baiknya tidak hanya dosen yang berperan aktif, melainkan mahasiswa tingkat atas pun dapat menularkan ilmunya ke mahasiswa di tingkat bawah,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar